Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

40 Persen Warga DKI Belum Dapat Air Bersih, Aetra Butuh Rp 14 T

image-gnews
Petugas PAM Jaya mengecek saluran air di lokasi kebakaran permukiman kawasan Taman Kota, Kembangan, Jakarta, 31 Maret 2018. Pemprov DKI Jakarta memastikan kebutuhan dasar korban kebakaran tersebut terpenuhi sandang, pangan dan air bersih. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Petugas PAM Jaya mengecek saluran air di lokasi kebakaran permukiman kawasan Taman Kota, Kembangan, Jakarta, 31 Maret 2018. Pemprov DKI Jakarta memastikan kebutuhan dasar korban kebakaran tersebut terpenuhi sandang, pangan dan air bersih. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - PT Aetra membutuhkan investasi Rp 14 triliun untuk meningkatkan cakupan jaringan air bersih di DKI Jakarta. Peningkatan layanan air bersih di DKI Jakarta tak hanya menjadi pekerjaan rumah pemerintah, tetapi operator air yang ada di Ibu Kota.

Baca: Ini Sebab DKI Krisis Air Bersih Menurut Anies Baswedan

Hingga saat ini, cakupan jaringan di DKI Jakarta saat ini baru berkisar 60 persen. Masih ada 40 persen kelompok masyarakat yang belum bisa mendapatkan akses air bersih.

Presiden Direktur PT Acuatico Air Indonesia Ivy Santoso mengatakan pihaknya membutuhkan dana yang cukup besar untuk meningkatkan cakupan air bersih di wilayah konsesi, yaitu sebagian wilayah Utara dan seluruh wilayah Timur Ibu Kota.

"Kalau menargetkan pelayanan hingga 100 persen, untuk wilayah Aetra saja butuh sekitar Rp 14 triliun," katanya, Minggu 11 November 2018.

Dibantu petugas kepolisian petugas pengelolaan air bersih Aetra, melakukan sidak terhadap rumah warga yang melakukan pencurian air. Tanjung Priok, Jakarta Utara, 19 Maret 2015. TEMPO/Dasril Roszandi

Dia menuturkan investasi tersebut termasuk penambahan kapasitas produksi air bersih, perbaikan jaringan pipa eksisting, serta penambahan jaringan baru di wilayah yang belum dijangkau perpipaan.

Menurut Ivy, peningkatan jangkauan air menjadi 100 persen membutuhkan waktu setidaknya 7-10 tahun dari sekarang. Selain besarnya nilai investasi yang dibutuhkan, ada beberapa hal yang menghambat operator untuk berekspansi, khususnya terkait teknik di lapangan.

"Kalau di Jakarta itu wilayahnya sudah padat penduduk dan bangunan. Kalau kami mau bangun pipa baru atau rehabilitasi pipa lama mau tak mau harus berkoordinasi dengan banyak pihak, termasuk pemerintah dan pengelola gedung atau jaringan lain," ujarnya.

Selain itu, hal lain yang menjadi tantangan yakni ketersediaan air baku untuk diolah operator. Pasalnya, tugas Aetra saat ini mengolah serta membersihkan air baku yang ada di sungai-sungai di Jakarta. Untuk melaksanakannya, Aetra perlu berkoordinasi dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan institusi lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Aliran air baku yang ada sekarang pun tidak cukup jika kami harus menjangkau pipanisasi hingga 100 persen di Ibu Kota," tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasional PT Moya Indonesia Joedi Herijanto mengatakan pihaknya merencanakan penambahan produksi 5.000 liter/detik untuk empat kota, yaitu DKI Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Semarang Barat.

Sejumlah murid Sekolah Dasar ikuti wahana permainan air di Instalasi Pengelohan Air (IPA) PT. Aetra Air Jakarta, Jakarta, 31 Maret 2015.TEMPO/Dasril Roszandi

Moya Indonesia merupakan induk usaha Aetra Air Jakarta. Dia menyebutkan total belanja modal (capital expenditure) yang harus dirogoh perusahaan.

"Untuk penambahan 5.000 liter/detik butuh capex yang cukup besar sekitar Rp 5 triliun-Rp 6 triliun," jelasnya.

Dia menuturkan Moya Indonesia sebagai operator pengelola air bersih harus bekerja sama dengan pemerintah daerah sekaligus perusahaan daerah air minum (PDAM) di masing-masing wilayah. Hal itu terkait dengan hak konsesi sekaligus zonasi yang diberikan untuk dikelola.

Baca: Anies Sebut 12 Tahun Tak Ada Penambahan Pipa Air, Aetra Kaget

Jodie memberi contoh pemerintah memberikan tiga zona di Tangerang, Banten untuk dikelola oleh operator air bersih. PT Moya Indonesia melalui Aetra Air Tangerang mengelola di satu kawasan. "Awalnya, cakupan air bersih biasanya mulai di 40 persen-60 persen. Setelah itu, kami coba kembangkan hingga mencapai 100 persen dalam waktu 5 tahun," katanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


DPR Sahkan RUU DKJ Jadi Undang-undang, Jakarta Bukan Lagi Ibu Kota Negara

9 menit lalu

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menghadiri Rapat Paripurna ke-14 Masa Persidangan IV tahun 2023-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024. DPR RI mengesahkan Rancangan Undang-undang (RUU) Daerah Khusus Jakarta (DKJ) menjadi Undang-Undang (UU) yang terdiri atas 12 bab dan 73 pasal berisi ketentuan soal status Jakarta usai tak lagi menjadi ibu kota. TEMPO/M Taufan Rengganis
DPR Sahkan RUU DKJ Jadi Undang-undang, Jakarta Bukan Lagi Ibu Kota Negara

Mendagri mengatakan RUU DKJ adalah wujud komitmen mengupayakan Jakarta menjadi kota kelas dunia.


Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

2 hari lalu

Warga berjalan melintasi banjir di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Senin 25 Maret 2024. Banjir di permukiman padat penduduk dengan ketinggian air 50-175 cm itu terjadi akibat meluapnya Kali Ciliwung. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

Langkah-langkah ini disusun dalam program penanganan banjir yang menjadi bagian dari rencana aksi roadmap untuk penyusunan RPJPD 2025-2045.


Dishub DKI Prediksi Puncak Arus Mudik 8 April 2024

3 hari lalu

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo saat ditemui di Stasiun KA Pasar Senen, Rabu, 19 April 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Dishub DKI Prediksi Puncak Arus Mudik 8 April 2024

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo memprediksi puncak arus mudik terjadi pada Senin 8 April 2024.


Pemprov DKI Tambah Armada Bus Mudik Gratis, Pendaftaraan Akan Kembali Dibuka

3 hari lalu

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 5 Juli 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Pemprov DKI Tambah Armada Bus Mudik Gratis, Pendaftaraan Akan Kembali Dibuka

Kepala Dishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan membuka kembali program Mudik Gratis 2024


Heru Budi Akan Kembangkan Food Estate di Kepulauan Seribu: Kaya Potensi Ikan, Rumput Laut..

7 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur Heru Budi saat ditemui usai agenda Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kota Jakarta Pusat di Kantor Walikota Jakarta Pusat, pada Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Heru Budi Akan Kembangkan Food Estate di Kepulauan Seribu: Kaya Potensi Ikan, Rumput Laut..

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyatakan lahan di Kepulauan Seribu cocok dipakai sebagai food estate bagi DKI Jakarta pada 2025.


DPRD DKI Jakarta Sahkan 3 Raperda, Salah Satunya soal Lembaga Musyawarah Kelurahan

8 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono saat ditemui di kawasan Hutan Kota Plataran, Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, pada Ahad, 10 Maret 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
DPRD DKI Jakarta Sahkan 3 Raperda, Salah Satunya soal Lembaga Musyawarah Kelurahan

DPRD DKI Jakarta menggelar rapat paripurna untuk mengesahkan tiga Raperda menjadi Perda


Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional untuk Atasi Krisis Air Bersih di Depok

10 hari lalu

Warga antre mendapatkan air bersih dari mobil tanki air di Cipayung, Jakarta Timur, Rabu, 13 November 2019. Sejak awal September 2019 lalu, sejumlah wilayah di Cipayung, Jakarta Timur dilanda krisis air bersih dan hingga kini masyarakat terdampak masih mengandalkan bantuan pasokan air bersih yang disediakan Pemprov DKI Jakarta untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. ANTARA
Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional untuk Atasi Krisis Air Bersih di Depok

Tim mahasiswa UI mendapat pendanaan untuk proyek solusi air bersih di Cipayung. Disesuaikan dengan target pembangunan berkelanjutan atau SDGs.


Tim Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional untuk Atasi Krisis Air Bersih di TPA Cipayung

11 hari lalu

Tim Proyek Aquinas GWB Program SEG. Kiri-Kanan: M. Rizki Setiawan, Annesa Hanabila, Stella Eulia Andoko, Michael Partogi. (Dol Humas UI)
Tim Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional untuk Atasi Krisis Air Bersih di TPA Cipayung

Tim mahasiswa UI akan melakukan eksplorasi kondisi air tanah serta mengedukasi masyarakat setempat mengenai pentingnya air bersih.


BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Cerah Berawan Hingga Malam, Suhu 25-30 Derajat Celcius

11 hari lalu

Ilustrasi Cuaca DKI Jakarta yang berawan. Tempo/Tony Hartawan
BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Cerah Berawan Hingga Malam, Suhu 25-30 Derajat Celcius

Seluruh wilayah DKI Jakarta dan Kepulauan Seribu diprakirakan cerah berawan pada pagi hari.


16 Kampung di Distrik Kokoda Utara Papua Belum Mendapat Akses Air Bersih dan Listrik

12 hari lalu

Dua anak membawa air dari sumber mata air di Desa Selomukti, Mlandingan, Situbondo, Jawa Timur, Senin, 18 September 2023. Sebanyak 252 kepala keluarga Dusun Jerugen desa tersebut kesulitan air bersih untuk kebutuhan minum dan terpaksa mengambil air di sumber mata air dengan jarak sekitar dua kilometer dari rumahnya. ANTARA FOTO/Seno
16 Kampung di Distrik Kokoda Utara Papua Belum Mendapat Akses Air Bersih dan Listrik

Masyarakat Distrik Kokoda Utara meminta pemerintah daerah memperhatikan kebutuhan dasar mereka berupa air bersih dan listrik.