TEMPO.CO, Bekasi - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi hanya memiliki tiga perahu karet saat menghadapi banjir yang mulai mendera. Padahal, di wilayah tersebut banyak terdapat titik banjir dengan ketinggian lebih dari 1 meter.
Baca juga: Hujan Lebat, Polsek Jatiasih Bekasi Terendam Banjir Satu Jam
"Yang ready di markas BPBD adalah dua perahu karet jenis River Boat, dan satu jenis LCR (Landing Craft Rubber)," kata Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalop) BPBD Kota Bekasi, Aditya, Senin, 12 November 2018.
Menurut Aditya, perahu karet tersebut siap diturunkan kapan saja jika ada banjir yang membutuhkan evakuasi. Selain perahu karet, kata dia, ada dua tenda berukuran besar, serta sejumlah tenda keluarga yang disiapkan untuk pengungsi korban banjir. "Kami telah membentuk tim bersama dengan instansi lain," ujar Aditya.
Instansi itu, kata dia, seperti kepolisian dan TNI. Tentunya, instansi tersebut juga menyiapkan logistik untuk antisipasi banjir, seperti perahu karet dan tenda pengungsian. "Sejauh ini belum dipakai, karena banjir yang sudah terjadi sifatnya genangan yang cepat surut," ujar Aditya.
Baca juga: Awal Musim Hujan di Bekasi, Banjir Terobos Satu Kantor Kecamatan
Banjir mulai mengintai Kota Bekasi. Pada saat hujan deras pada Ahad, 11 November 2018, sedikitnya terjadi banjir di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Rawalumbu, Bantargebang, dan Jatiasih. Ketinggian air di sana mencapai 100 sentimeter atau sepaha orang dewasa.
Banjir terparah berada di wilayah Jatiasih, yang merendam kantor kepolisian, kecamatan, komando rakyat militer, hingga sekolahan. Air mulai surut ketika hujan reda. Adapun penyebab banjir karena buruknya saluran air, serta lokasi berada di dataran rendah atau cekungan.