TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Utama Transjakarta Agung Wicaksono belum bersedia memberi keterangan tentang hasil kajian untuk menutup koridor I Transjakarta Blok M-Kota. Dia pernah mengungkap hasil kajian itu saat masih menjadi Direktur Operasi dan Perencanaan MRT Jakarta.
Baca berita sebelumnya:
MRT Usul Koridor 1 Busway Dihapus, Transjakarta Punya Data Lain
"Belum saatnya membicarakan ini," kata Agung melalui pesan pendek kepada Tempo, Senin, 12 November 2018.
Seperti diketahui, MRT akan melayani rute dari Lebak Bulus - Bundaran HI dengan 16 stasiun. Di rute Blok M - Bundaran HI, jalur MRT dan koridor satu Transjakarta akan saling berimpitan langsung. Di rute ini, sebagian jalur MRT akan berada di bawah tanah.
Seorang petugas Bus TransJakarta memindahkan penumpang dari bus yang mogok di kawasan Sudirman, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
Seperti diketahui, MRT akan melayani rute dari Lebak Bulus - Bundaran HI dengan 16 stasiun. Di rute Blok M - Bundaran HI, jalur MRT dan koridor satu Transjakarta akan saling berimpitan langsung. Di rute ini, sebagian jalur MRT akan berada di bawah tanah.
Baca berita sebelumnya:
Anies Baswedan Tolak Hapus Koridor Transjakarta untuk MRT
Agung pernah mengatakan sudah mengajukan kajian soal penghapusan koridor satu itu ke Pemerintah Provinsi DKI. Menurut dia, rute berimpitan tak sehat dalam bisnis transportasi dan membuat DKI memberikan subsidi dobel untuk satu jalur, selain juga penghapusan koridor akan memaksimalkan fungsi MRT.
Namun Agung Wicaksono kini adalah Dirut Transjakarta per 29 Oktober 2018. Anies Baswedan menunjuknya menggantikan Budi Kaliwono melalui Rapat Utama Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) Sirkuler dengan alasan penyegaran.
Baca juga:
Anies Copot Dirut Transjakarta Pilihan Ahok
Tentang wacana hapus koridor itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menyatakan tak memiliki rencana melakukannya. Penghapusan koridor itu dinilainya bertentangan dengan rencananya membuat transportasi massal menjangkau di atas 90 persen wilayah dan penduduk Jakarta.
Lebih lanjut, Anies meminta semua moda transportasi tak memikirkan modanya masing-masing. Menurut Anies tak ada moda yang superior di Jakarta. "Semuanya saling membutuhkan dan terhubung," katanya