TEMPO.CO, Jakarta - Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya menemukan Pemerintah DKI dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) tak berkomunikasi intensif untuk membahas skybridge Tanah Abang. Walhasil, ada lima aspek yang terbengkalai sehubungan dengan pembangunan jembatan multiguna itu.
Baca: 3 Alasan Target Penyelesaian Skybridge Tanah Abang Meleset 2 Kali
"Selama ini Pemprov DKI selalu mengatakan sudah melakukan koordinasi dengan PT KAI. PT KAI menyatakan setuju, tapi ternyata tidak ada perbincangan intensif," kata Ketua Ombudsman Jakarta Raya Teguh Purnomo saat dihubungi, Senin malam, 12 November 2018.
Ombudsman Jakarta Raya menggelar pertemuan dengan PT KAI usai soft launching skybridge pada 15 Oktober 2018. Satu hari setelahnya, giliran Pemerintah DKI yang ditemui ombudsman. Teguh mengucapkan, pertemuan itu bertujuan menanyakan perkembangan proyek skybridge yang tak kunjung rampung.
Teguh menemukan, lima aspek justru terbengkalai. Padahal, empat di antaranya mendesak dikerjakan sehingga skybridge tak bisa diselesaikan. Kelima aspek itu antara lain arus (flow) penumpang, masalah aset, dan pintu penghubung dari Stasiun Tanah Abang menuju skybridge. Sarana dan prasarana pendukung yang tersedia di skybridge, serta soal pengamanan juga belum disepakati.
Menurut Teguh, Ombudsman harus memperoleh kepastian ihwal nasib Jalan Jatibaru Raya. Pemerintah DKI, tambah dia, telah membuka jalan itu tapi kemacetan masih terjadi. Fakta di lapangan ini yang menjadi dasar ombudsman memanggil kedua pihak terkait.
Pekerja menyelesaikan proyek Jembatan Penyeberangan Multiguna atau Skybridge Tanah Abang di Jakarta, Ahad, 14 Oktober 2018. Rencananya untuk tahap awal akan ada 100 pedagang kecil yang menempati skybridge. ANTARA/Reno Esnir
"Kami mau segera tidak ada kemacetan dan pedagang segera pindah ke atas dan tidak ada penambahan pedagang baru lagi di bawah," kata Teguh.
Target penyelesaian skybridge Tanah Abang sudah meleset tiga kali. Terakhir kali PD Sarana Jaya selaku pelaksana proyek menargetkan jembatan sepanjang 386,4 meter dengan lebar 12,6 meter itu rampung pekan kemarin. Namun tenggat itu diundur lagi menjadi 15 hari ke depan terhitung sejak Senin, 12 November 2018.
Jembatan multiguna ini dirancang untuk menampung 446 PKL dan mulai digarap pada 3 Agustus lalu. Pemerintah DKI menggelontorkan Rp 35,8 miliar untuk mendirikan skybridge bagi PKL Tanah Abang.
Baca: Penyelesaian Skybridge Molor, Sarana Jaya: Rampung Pekan Ini
Sebelumnya, para pedagang diizinkan berjualan di sepanjang Jalan Jatibaru Raya. Akan tetapi, keputusan Pemerintah DKI menutup Jalan Jatibaru Raya ini mendapat kritik dari Ombudsman Jakarta Raya dan para sopir angkot yang kehilangan pendapatan.