TEMPO.CO, Jakarta - PD Pembangunan Sarana Jaya mempercepat finalisasi jembatan penyeberangan multiguna (JPM) atau skybridge di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pada jembatan itu sudah disiapkan 400 unit kios yang bisa digunakan pedagang kaki lima (PKL) untuk berjualan. Namun, pemakaian kios tersebut ternyata tak gratis.
Baca: Anies Baswedan Sebut Pembangunan Skybridge Selesai 23 November
"Ada iuran untuk pedagang Rp 500 ribu per bulan, itu untuk kebersihan, perawatan, dan keamanan," kata Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya Yoori C. Pinontoan, Rabu, 14 November 2018.
Yoori mengatakan awalnya kios tersebut sifatnya terbuka saja sehingga pedagang tak bisa menyimpan barang di lapak skybridge. Namun, Yoori berpikir bahwa pedagang akan merasa kesulitan jika harus naik-turun mengangkut barang dari bawah ke atas jembatan setiap hari. Apalagi, nanti akan banyak orang yang lalu-lalang di skybridge.
"Kasihan PKL kalau harus naik-turun bawa barang. Yasudah, kami anggarkan fasilitas tambahan yaitu rolling door untuk masing-masing kios," jelasnya.
Baca: Ombudsman: Sumber Kisruh PT KAI dan DKI Pada Toilet, Solusinya?
Dia mengungkapkan saat ini progres pembangunan skybridge sudah mencapai 96 persen. Meski demikian, Yoori belum tahu kapan akses dari Stasiun Tanah Abang menuju skybridge akan dibuka. PT KAI keberatan untuk membuka interkoneksi lantaran belum adanya kesepakatan terkait pembangunan kamar kecil atau toilet yang akan digunakan oleh PKL yang akan berjualan di skybridge.