TEMPO.CO, Jakarta - Kriminolog dari Universitas Indonesia, Iqrak Sulhin, cenderung menduga kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi merupakan pembunuhan murni atau bukan perampokan. Indikatornya, ujar Iqrak, dilihat dari jumlah korban, cara membunuh dan jatuhnya korban anak-anak.
Baca juga: Polisi: Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Lebih dari 1
"Beberapa indikator itu bisa dijadikan bahan bagi polisi untuk meneliti lebih jauh," kata Iqrak kepada Tempo, Rabu, 14 November 2018.
Satu keluarga yang terdiri dari suami-istri dan dua anaknya ditemukan tewas bersimbah darah di alam rumahnya, di Jalan Bojong Nangka, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Selasa, 13 November 2018.
Mayat pasangan suami, istri, Diperum Nainggolan, 38 tahun, Maya Ambarita (37), dan dua anaknya, Sarah (9), dan Arya (7), ditemukan pagi kemarin sekitar pukul 06.30 WIB.
Pertama kali yang melihat adalah Feby Lofa (35), ketika hendak berangkat kerja. Rumah kontrakan Feby berdekatan dengan kediaman korban. Feby curiga karena meskipun mulai hari sudah terang, namun penghuni rumah tersebut belum bangun. Febty yang melihat dari arah atas kusen pintu menemukan tubuh mereka belumuran darah. Belakangan diketahui seluruh korban terluka akibat senjata tajam dan tumpul di bagian leher ke atas.
Menurut Iqrak, kasus pembunuhan biasa dikategorikan dalam dua jenis, yakni intended atau diniatkan, dan unintended atau tidak diniatkan. Dalam kategori intendid, aksi membunuh oleh pelaku hanya bersifat instrumentatif.
Contoh intended dalam kasus perampokan, ujar Iqrak, pelaku biasanya menggunakan kekerasan berlebihan sehingga berakibat jatuhnya korban jiwa. Iqrak berujar, kasus itu terjadi jika pelaku merasa terdesak. "Kalau perampokan, yang dibunuh biasanya yang dewasa atau yang memergokoi," ujar Iqrak.
Sedangkan dalam kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Iqrak tidak melihat indikator perampokan dan tidak pula sebagai unintended. Karena, kata dia, pelaku juga membunuh anak-anak.
"Lokasi terbunuhnya suami-isteri itu juga berbeda dengan yang anak-anak. Kalau asumsinya perampokan, biasanya korban dibunuh dalam satu tempat yang sama," ujar Iqrak.
Baca juga: Temuan Forensik RS Polri dalam Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi
Dalam kasus pembunuhan intended, kata dia, problem interpersonal menjadi faktor utama yang melatarbelakangi masalah. Iqrak mencontohkan, pelaku bisa saja memiliki dendam, memiliki masalah utang-piutang, atau merasa tersakiti oleh korban.
"Karenanya, pelaku pembunuhan biasanya merupakan orang-orang yang berasal di lingkar interaksi korban," kata Iqrak.