TEMPO.CO, Jakarta - Tim Disaster Victim Identification menemukan kesulitan untuk mengidentifikasi jenazah korban Lion Air JT 610. Alasannya, 20 persen bagian tubuh yang diterima tim sudah terkontaminasi garam dan tergedradasi karena pembusukan.
Baca: Ini Dua Kendala Tim DVI Identifikasi Jasad Korban Lion Air JT 610
"Jadi 20 persen sampel DNA postmortem yang kemarin sudah diambil tidak bisa digunakan karena terkontaminasi dan terdegradasi. Jadi kami ambil ulang," kata Kepala Laboratorium DNA Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Komisaris Besar Putut Cahyo Widodo, Rabu, 14 November 2018.
Menurut Putut, jika satu cara teknik identifikasi DNA tidak berhasil maka bisa digunakan cara yang lainnya. Sebab ada 16 teknik identifikasi melalui sampel DNA yang bisa digunakan. "Jadi untuk mengidentifikasi seseorang melalui DNA ada banyak cara," kata Putut. “Tapi kalau semua sudah dilakukan dan belum berhasil, baru kami angkat bendera putih (menyerah)."
Baca: Identifikasi Korban Lion Air Tinggal Mengandalkan Sampel DNA
Ketua Tim Disaster Victim Identification Komisaris Besar Lisda Cancer mengatakan saat ini tim hanya mengandalkan hasil tes DNA untuk mengidentifikasi korban Lion Air JT 610. Sedangkan teknik identifikasi melalui sidik jari dan gigi korban sudah tidak bisa dilakukan lagi sejak Sabtu lalu. "Proses identifikasi terus dilakukan. Tenggat waktu belum bisa kami tentukan sampai kapan," ujarnya.