TEMPO.CO, Jakarta - Pengunjung maupun pedagang kopi sepeda di kawasan taman monumen selamat datang (bundaran HI) belum ramai saat jam menunjukkan pukul 21.00 WIB, Rabu 14 November 2018 . Dalam pantauan Tempo, terlihat lima sepeda pedagang kopi keliling yang menjajakan dagangannya di tempat tersebut.
Baca:
Banyak Starling di Bundaran HI, Ini Kritik Ketua DPRD DKI untuk Anies
"Nanti makin malem makin banyak (pengunjungnya). Apalagi kalau malam minggu, wah penuh orang semua di sini," kata seorang pedagang kopi bernama Fauzi.
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi pada Senin, 12 November 2018 lalu mengeluhkan banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang menggelar lapaknya di trotoar di sejumlah wilayah Jakarta. Keluhan ditujukan ke pemerintahan Gubernur Anies Baswedan.
Prasetio mencontohkan munculnya PKL termasuk pedagang kopi di sekitar Bundaran HI pada malam hari yang ia sebut sebagai starling (Starbucks Keliling). Menurut dia, kehadiran penjual kopi keliling itu mengundang masyarakat makin banyak berkumpul di Bundaran HI.
Baca berita sebelumnya:
5 Saling Sindir Anies dan Ketua DPRD DKI Soal Tanah Abang
Akibatnya, kata Prasetio, taman di Bundaran HI yang dibangun dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR) itu rusak terinjak-injak oleh masyarakat. Oleh sebab itu, Prasetio meminta Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta tegas menertibkan para PKL tersebut.
"Bukannya saya mau mengusir orang lemah, tapi kasih tempat lah, difasilitasi. Kan harus ada pemerintah di situ" ujar Prasetio.
Dalam pantauan Tempo, pot-pot berisi tanaman memang diletakkan berjejer-jejer mengelilingi monumen Selamat Datang. Meski demikian, pot-pot tanaman tersebut dibingkai dengan frame besi warna hitam sehingga kecil kemungkinan rusak karena terinjak kecuali memang sengaja diinjak pengunjung.
"Sekitaran seminggu yang lalu baru diganti ini tanamannya," tapi Fauzi menambahkan, "Rusak karena ketabrak motor."
Baca:
Daftar Panjang Kritik Ketua DPRD DKI untuk Anies Baswedan
Fauzi mengaku berdagang kopi di kawasan bundaran HI sejak 2011. Ia juga menuturkan dirinya bersama rekan-rekan pedagang kopi yang lain hampir setiap malam ditegur oleh Satpol PP lantaran sepedanya mengganggu arus lalu-lintas di bundaran tersebut.
Dengan berjualan kopi di kawasan bundaran HI, pendapatan kotor pedagang starling seperti Fauzi berkisar di angka Rp 300 ribu dalam satu hari dan Rp 1 juta pada malam Minggu.
Fauzi mengaku tak menutup peluang berpindah berjualan dari Bundaran HI jika pemerintah provinsi DKI memberi tempat berjualan baru. "Ya tergantung, rame apa enggak tempatnya," kata dia.