TEMPO.CO, Jakarta – Rumah Sakit Polri Kramatjati terus melakukan terapi hiperbarik kepada penyelam yang membantu pencarian korban dan pecahan pesawat Lion Air JT 610.
Baca juga: RS Polri Imbau Penyelam Evakuasi Lion Air Ikuti Terapi Hiperbarik
Kepala Bidang Pelayanan RS Polri Kramatjati Komisaris Besar Sumirat mengatakan rumah sakit menargetkan menterapi hiperbarik 82 penyelam.
"Hingga kemarin sudah 58 penyelam yang terapi hiperbarik. Sekarang ada 10 penyelam lagi yang melakukan terapi dari penyelam Basarnas," kata Sumirat di RS Polri Kramatjati, Kamis, 15 November 2018.
Terapi hiperbarik adalah terapi dengan menghirup oksigen murni dalam ruang udara bertekanan tinggi. Dalam ruang terapi hiperbarik terdapat 100 persen oksigen murni.
Sumirat merinci penyelam yang mendapatkan terapi hiperbarik berasal dari Polisi Air sebanyak 38 orang, Basarnas 38 orang dan enam orang dari relawan yang ikut proses pencarian korban Lion Air. Adapun 58 penyelam yang telah melakukan terapi hiperbarik berasal dari Polisi Air 32 orang, Basarnas 20 orang dan enam penyelam.
Terapi hiperbarik telah dilakukan di RS Polri kepada penyelam yang mengevakuasi korban Lion Air sejak Ahad, 4 November lalu. Terapi ini diperlukan untuk mengurai racun di dalam tubuh penyelam, terutama nitrogen yang masuk ke dalam tubuh saat penyelaman.
Selain itu, terapi hiperbarik adalah salah satu cara untuk pencegahan agar penyelam tak mengalami dekompreasi. "Terapi ini bisa menghilangkan nitrogen yang masuk ke dalam tubuh saat menyelam. Nitrogen di dalam tubuh ini yang menyebabkan penyelam bisa terdekompresi," ujarnya.