TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan proyek Jembatan Penyeberangan Multiguna atau skybridge Tanah Abang, Jakarta Pusat, ditargetkan rampung pada 23 November 2018. Target itu disampaikan perwakilan PD Sarana Jaya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT KAI usai rapat bersama Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya pada Jumat, 16 November 2018.
Baca juga: Molor 2 Kali, Progres Skybridge Tanah Abang Capai 96 Persen
Ketua Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya Teguh Nugroho mengatakan, walau bangunan rampung 23 November, skybridge tidak bisa beroperasi pada tanggal itu juga. "Karena harus ada ada dulu beberapa perbaikan penyesuaian terkait dengan fasilitas arus penumpang, keamanan, dan hal-hal lain yang akan diselesaikan pada akhir bulan November 2018," kata Teguh, Jumat, 16 November 2018.
Menurut Teguh, setelah selesai dibangun, KAI dan Sarana Jaya akan melakukan simulasi pada skybridge hingga 30 November 2018. Namun, ujar Teguh, masa simulasi dan segala penyesuaian yang dibutuhkan belum tentu selesai pada 30 November 2018. "Tapi ini dinamis, karena kita pikirkan untuk penumpang," kata Teguh.
Executive Vice President Daop 1 Jakarta R Dadan Rudiansyah mengatakan, beberapa langkah perbaikan dan penyesuaian yang dimaksud di antaranya ihwal keamanan, fasilitas umum, dan arus penumpang. Termasuk, rencana pergeseran gerbang mesin tapping tiket.
"Kita nggak bisa desak karena ini masalah keselamatan," kata Dadan. Dalam pertemuan di Kantor Ombudsman RI itu, Dadan mengatakan, gerbang mesin tapping di pintu selatan atau pintu lama Stasiun Tanah Abang bakal digeser ke arah yang menghadap skybridge.
Langkah itu diambil untuk mencegah orang yang tidak berkepentingan di stasiun bisa masuk ke dalam. Artinya, ruang kosong di area pintu selatan bakal dipersempit. Lokasi gerbang tapping baru itu merupakan sebuah lorong yang saat ini diisi oleh beberapa tenan makanan, mesin ATM dan loket pembelian tiket.
Baca juga: Skybridge Telah Tersambung dengan Stasiun Tanah Abang, Tapi
Dadan mengatakan, masalah yang muncul dari rencana pergeseran itu adalah lokasi lorong yang sempit dari dan hendak ke skybridge. Menurut dia, lorong itu hanya mampu menampung sekitar 7 mesin tapping, sedangkan di gerbang sebelumnya ada 13 mesin tapping. "Maka kami harus mengubah layout bangunan atau ruang-ruang yang ada di sana," ujar Dadan.