TEMPO.CO, Bogor – Perhelatan Syiar dan Silaturrahim Kekhalifahan Islam se-Dunia 1440 H di Sentul, Bogor, hari ini, Sabtu 17 November 2018, dibatalkan. Ketua Panitia Pelaksana, Hadi Salam, mengumumkan pembatalan acara melalui video amatir berdurasi 1.56 menit dan disebarkan melalui whatsapp grup.
Bacaa juga: Yayasan Az Zikra Tegaskan Bukan Penyelenggara Pertemuan Khilafah
Hadi yang mengenakan seragam kostum khas khilafatul muslimin, yakni putih biru, menyampaikan lima poin terkait pembatalan acara tersebut.
“Sehubungan belum adanya rekomendasi dari pihak Kepolisian Republik Indonesia, maka kami selaku ketua panitia pelaksana Syiar dan Silaturahim Kekhalifahan Islam Sedunia 1440 H menyampaikan kepada seluruh kaum muslimin dan para peserta sebagai berikut,” kata Hadi membuka pesan tang diperoleh Tempo, Jumat malam, 16 November 2018.
Poin pertama, kata Hadi, acara dialog Syiar dan Silaturahim Kekhalifahan Islam Sedunia 1440 H yang direncanakan pada hari Sabtu 17 November 2018 dibatalkan.
“Kedua, selanjutnya agar para peserta tetap tenang dan menampilkan akhlakul karimah serta tetap berkomunikasi dengan panitia,” ujar Hadi.
Ketiga, para peserta yang telah hadir di Jakarta diarahkan ke masjid-masjid terdekat dengan agenda i'tikaf. Keempat, pada Ahad, 18 November 2018 pukul 07.00 WIB, Hadi mengajak para peserta untuk rihlah atau perjalanan wisata ke Monas, untuk bersilaturahim.
“Kelima, kepada pihak yang berwenang, baik dari kepolisian maupun dari TNI serta masyarakat secara umum agar ikut membantu menciptakan suasana yang damai dan kondusif,” kata Hadi.
Rencananya, Syiar dan Silaturrahim Kekhalifahan Islam se-Dunia akan diselenggarakan di wilayah Sentul, Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu 17 November 2018 mulai pukul 09.00 hingga 11.00.
Acara yang diisi dengan dialog terbuka bertemakan “Indonesia Titik Awal Kebangkitan Islam Dunia” tersebut akan diikuti oleh perwakilan negara-negara dunia.
Acara tersebut lantas mendapat penolakan keras dari berbagai elemen masyarakat, terutama organisasi kemasyarakatan Islam dan elemen mahasiswa Islam di Bogor yang mengatasnamakan Persatuan Masyarakat Bogor.
Baca juga: