TEMPO.CO, Bekasi - Dinas Kesehatan Kota Bekasi mencatat terjadi lonjakan kunjungan ke Pusat Kesehatan Masyatakat (Puskesmas) setelah diberlakukan rujukan berjenjang pemegang jaminan kesehatan daerah berupa Kartu Sehat berbasis Nomor Induk Kependudukan (KS-NIK).
Baca juga: Kartu Sehat Bekasi, Rahmat Effendi: Sakit Ringan di Puskesmas
"Peningkatan rata-rata hingga 30 persen dari sebelumnya," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati, Senin, 19 November 2018. Keputusan memberlakukan rujukan berjenjang pada pemegang Kartu Sehat dimulai pada 1 November 2018.
Sebelumnya, pemegang kartu tersebut bebas masuk ke rumah sakit manapun tanpa melihat tipe. Dampaknya, layanan kesehatan milik pemerintah di tingkat bawah diabaikan, dan masyarakat cenderung ke rumah sakit swasta. Jumlah pemegang Kartu Sehat mencapai 600 ribu keluarga.
Setelah diubah, pemegang jaminan kesehatan dari pemerintah daerah itu wajib ke fasilitas kesehatan pertama atau ke Puskesmas setempat sesuai dengan domisili. "Ada 30 diagnosis yang bisa ditangani tingkat puskesmas, tentunya ini penyakit-penyakit ringan," ujar Tanti.
Contoh penyakit ringan, ujar Tandi, seperti infeksi saluran pernafasan akut (Ispa), radang tenggorokan, diare, sakit gigi, hingga pemeriksaan kehamilan. Menurut dia, jika pada pemeriksaan pertama dibutuhkan rujukan, maka pasien bisa dirujuk ke rumah sakit terdekat.
Kepala Puskesmas Bantargebang, Andrizal, membenarkan adanya peningkatan kunjungan pasien sejak 1 November 2018. Menurut dia, biasanya setiap hari ada sekitar 150 pasien memeriksakan kesehatannya. "Sekarang tembus hingga 180 pasien, bahkan bisa lebih," ujar Andrizal.
Menurut Andrizal, ini menunjukkan terjadi kenaikan cenderung pada pasien pemegang Kartu Sehat. Sebelumnya, jumlah kunjungan pemegang kartu tersebut hanya 15 orang, kini mencapai 30 orang setiap hari.
Baca juga: Pasien Dirujuk ke Puskesmas, Warga Bekasi: Kartu Sehat Tak Sakti
"Pasien harus melalui pemeriksaan dahulu oleh dokter di Puskesmas, apakah perlu dirujuk atau tidak sesuai kemampuan pelayanan dasar," ujar Andri.
Kenaikan jumlah kunjungan juga terlihat di Puskesmas Pengasinan, Rawalumbu. Petugas pemberi tiket antrean sampai menyusun dua kali karena meningkatnya jumlah kunjungan pasien.
Adapun sekali susunan antrean tiket sebanyak 100 kartu. "Sebelumnya satu susunan tidak habis, sekarang sampai dua kali," ujar Ari.