TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Indra Jafar mengatakan pertemanan korban pembunuhan Ciktuti Iin Puspita, 22 tahun, dengan kedua pembunuhnya, YAP (24) dan NR (22).
Baca juga: Reka UIang Kasus Mayat Dalam Lemari Diawali Ciktuti Tendang Pintu
Perkenalan antara YAP dengan Iin, kata Indra, sempat membuat NR merasa cemburu. Setelah YAP memperkenalkan Iin pada korban, ketiganya justru tinggal bersama di kamar kos Iin.
"Mereka berdua (YAP dan NR) datang berdua ke kosan Iin, karena merasa sudah berkenalan akhirnya tinggal di situ," tutur Indra.
Iin ditemukan telah menjadi mayat di dalam lemari kosannya pada Selasa, 20 November 2018. Jasadnya ditemukan oleh dua orang penjaga kosannya, Wahyu dan Rofiq.
Dalam hitungan jam setelah penemuan mayat Iin, polisi menciduk YAP dan NR di kabupaten Meranti, Jambi. Keduanya ditangkap saat berusaha melarikan diri atas pembunuhan Iin.
Dari hasil penyelidikan polisi, diketahui bahwa Iin, NR, dan satu teman Iin mengunjungi tempat hiburan malam pada Sabtu, 19 November 2018 pukul 22.00 hingga 07.00 WIB. Iin dan NR berprofesi sebagai pemandu lagu di sebuah tempat hiburan malam, namun tempat hiburan yang mereka kunjungi bukanlah tempat keduanya bekerja.
Di tempat hiburan itu, Iin sudah berjanji bertemu dengan empat orang tamu. "Sebelumnya, NR merasa ada perjanjian atau informasi bahwa dia akan mendapatkan uang Rp 1,8 juta. Tapi pada kenyataannya, pagi itu dia dengan salah satu pelanggan hanya mendapatkan Rp 500 ribu," ujar Indra.
Setelah pukul 07.00, NR berpisah dengan Iin. Iin pun baru pulang ke kosannya pukul 20.00. NR yang keberatan dengan jumlah uang yang ia terima mengadu pada YAP. YAP kemudian bersitegang dengan Iin via sambungan telepon.
"Si YAP ini kemudian telepon-teleponan bersitegang dengan korban. Sedangkan korban ini memang sudah tersinggung juga sebenarnya. Dia merasa terganggu selama satu minggu (para tersangka) tinggal di situ," ujar Indra.
Baca juga: Mayat Dalam Lemari, Polisi Reka Ulang untuk Ungkap Fakta Baru...
Saat Iin tiba di rumah kosannya, ia mengetuk kamar dengan cara menendang-nendang pintu. Di dalam kamar, Iin terlibat cekcok dengan kedua tersangka. YAP kemudian memukul bagian kanan atas kepala Iin menggunakan martil.
Saat hilang kesadaran, leher Iin dijerat oleh YAP menggunakan tali sweater, untuk memastikan bahwa Iin telah tewas. Iin yang sudah tak bernyawa kemudian dimasukkan ke dalam lemari oleh YAP.
Dari keterangan Indra, memasukkan mayat korban pembunuhan itu ke lemari adalah saran dari NR. "Ada saran darinya (NR) untuk menyimpan jasad korban di lemari," kata Indra.