TEMPO.CO, Jakarta - Artis Sisca Dewi mengaku pernah mengirim pesan via aplikasi percakapan di telepon genggam, Whatsapp, ke Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Sisca mengadu perihal akun Instagram dan e-mail yang menurut dia diretas Inspektur Jenderal Polisi Bambang Sunarwibowo.
Baca berita sebelumnya:
Jaksa Tunjuk Ancaman Sisca Dewi Lewat Dua Pesan WhatsApp
Peretasan buntut dari pengakuannya di media sosial kalau telah menikah dengan Bambang. Pengakuan itu dibantah Bambang dan konflik keduanya kini bermuara di pengadilan yang mendudukkan Sisca Dewi sebagai terdakwa pencemaram nama baik dan juga pemerasan.
"Waktu itu sempat ada komunikasi sih. Akhirnya malah terlalu banyak yang saya sampaikan," kata Sisca Dewi usai menjalani lanjutan persidangan dari perkaranya itu di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu 28 November 2018.
Selain kasus peretasan, menurut Sisca, dia juga mengungkap bahwa dirinya kerap mendapat teror. Misalnya, pengiriman surat kaleng. Saat itu, Sisca menuturkan menyampaikan kepada Tito untuk memeriksa Bambang dan istri pertama polisi berpangkat bintang dua itu bila terjadi sesuatu terhadap dirinya.
Baca juga:
Empat Saksi Ahli Dihadirkan Dalam Sidang Sisca Dewi
Dalam persidangan, Jaksa penuntut umum menunjuk pesan WhatsApp Sisca Dewi kepada Kapolri sebagai bukti ancaman perempuan berusia 39 tahun itu kepada Bambang. Jaksa mendapatkan pesan itu dalam bentuk tangkapan gambar (screenshot) ketika Sisca mengirim ke temannya terlebih dulu sebelum dikirim ke Kapolri.
Terdakwa pencemaran nama baik, Sisca Dewi, di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu, 28 November 2018. TEMPO/Lani Diana
Jaksa lalu menghadirkan ahli teknologi informasi dari Divisi Cyber Crime Mabes Polri, Adi Setya, yang kemudian menilai pesan itu sebagai bentuk ancaman.
Baca juga:
Disebut Sempat Hilang, Ini Kesaksian Mengejutkan Adik Sisca Dewi
Adapun Bambang dalam sidang terdahulu mengaku di hadapan majelis hakim tidak pernah menikah dengan Sisca Dewi. Pengakuan sang biduan di media sosial tentang pernikahan itu yang dianggap mencemarkan namanya.
"Nama baik saya tercoreng di media sosial dan lingkungan kerja," katanya dikutip dari Tabloid Bintang. Bambang menambahkan, "Gara-gara ini saya langsung dipanggil oleh Kapolri. Katanya kamu tidak pantas menduduki jabatan itu. Saya dimutasi."