TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta William Sabandar mengatakan progress saat ini sudah 97,52 persen. Menurut rencana, MRT Jakarta mulai beroperasi pada Maret 2019.
Baca: Begini Anies Meneropong Integrasi Transjakarta dan MRT
"Sisanya sekitar 2,5 persen, tinggal pembenahan bagian dalam yang akan kami segera kerjakan," ujar William saat ditemui di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Kamis, 29 November 2018.
Beberapa pekerjaan yang tersisa bersifat arsitektural, seperti pemasangan atap, alumunium composite foil, dan ubin untuk bagian dalam stasiun. Jalur di bagian dalam juga akan dirapikan.
Untuk bagian luar stasiun, proyek yang tengah dikerjakan adalah pemasangan pasak, eskalator, serta lift menuju bagian dalam stasiun.
"Untuk Stasiun Benhil, Setiabudi, Senayan, dan Istora baru dibangun pintu masuknya karena kemarin terkendala Asian Games," ujar dia.
Dari pantauan Tempo di Stasiun Dukuh Atas, progres pembangunan di stasiun itu sudah mengalami banyak kemajuan sejak kunjungan Tempo dua bulan yang lalu.
Penerangan di bagian dalam stasiun sudah terpasang, eskalator, mesin tap tiket, CCTV, pendingin ruangan, hingga alat penguat sinyal di dalam tanah untuk telepon genggam juga sudah terpasang.
Baca: MRT Datang, Rute Transjakarta Blok M-Kota Akhirnya Dimodifikasi
Namun, sisa pembangunan seperti stagger dan alat proyek masih terlihat di stasiun kereta yang memiliki kedalaman hingga 30 meter itu. Selain itu, lift dan eskalator juga belum berfungsi karena alasan teknis. "Mekanikal dan elektrikal seperti Eskalator dan lift masih progress," ujar William.
Lihat Video Stasiun Modern di Jalur Bekasi - Jatinegara