Pendiri Majelis Pembela Rasulullah itu juga pernah memimpin aksi sweeping di Kafe De Most, Jalan Veteran Raya, Bintaro, pada Sabtu malam, 28 Juli 2012 lalu. Keesokan harinya, polisi menetapkan 23 orang sebagai tersangka dari 62 pelaku yang ditangkap.
Baca berita sebelumnya:
Laporkan Dai ke Polda, Jokowi Mania: Kami Beranikan Diri Sebab...
Dua tahun sebelumnya, anak dari pasangan Sayyid Ali bin Sith dan Isnawati Ali itu juga terdata yang memimpin penyerangan terhadap jemaah Ahmadiyah di Kebayoran lama, Jakarta Selatan. Pada tahun yang sama, Bahar juga disebut-sebut ikut dalam bentrok berdarah kasus penggusuran Makam Mbah Priok, Koja, Jakarta Utara.
Seorang warga melintas di dekat bangkai mobil Satpol PP dan Mobil Polisi pasca kerusuhan penggusuran kompleks Makam Mbah Priok di Koja Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (15/4). TEMPO/Dwi Narwoko
Karena kontroversinya itu, Bahar pun ditolak di tanah kelahirannya. Pada Oktober lalu, sejumlah ormas adat dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Kota Manado, Sulawesi Utara, menolak kedatangan Bahar.
Baca juga:
Trauma Rusuh Mbah Priok, 154 Satpol PP Dapat Konseling
Ratusan orang itu berkumpul di bandara Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado menghalangi kepulangan Bahar meski hanya untuk menghadiri acara haul sang ayah dan berdoa untuk korban bencana Gempa Palu dan Donggala.