TEMPO.CO, Jakarta - Kakak angkat mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Andi Analta Amier, mengenang berbeda demonstrasi besar yang dikenal sebagai Aksi 212, dua tahun lalu. Hari ini, 2 Desember 2018, demonstrasi yang ikut mengantar Ahok dipenjara atas tuduhan penistaan agama tersebut diperingati dalam bentuk Reuni Akbar 212.
Baca berita sebelumnya:
Eks Pengacara Rizieq Shihab Akan Bikin Tandingan Reuni Akbar 212
Andi bersikukuh kalau Ahok tidak bersalah dalam peristiwa dua tahun lalu tersebut. Itulah sebabnya dia menegaskan tidak ada rasa sedih terkait vonis dan hukuman yang harus dijalani Ahok.
“Kami justru sedih terhadap adanya pengkhianat-pengkhianat bangsa dan Pancasila, menggunakan politik SARA dibiarkan merajalela," ujar Andi kepada Tempo,Jumat 30 November 2018.
Menurut dia, kondisi Bangsa Indonesia dalam proses pendewasaan. “Jadi hal-hal yang terjadi semua menyangkut masalah efek menggunakan agama dalam kampanye hitam untuk mencapai tujuan sesaat.”
Baca:
Cerita Para Penjual Bendera Tauhid Sambut Reuni Akbar 212
Andi menanggapi pernyataan mantan pengacara pimpinan FPI, Riziek Shihab, yakni Kapitra Ampera, kini caleg dari PDIP. Kapitra yang dua tahun silam berperan sebagai penggerak menganggap Reuni Akbar 212 hanya untuk merayakan kasus Ahok.
Panitia Reuni Akbar Mujahid 212 berfoto bersama usai menggelar konferensi pers di Gedung Dewan Dakwah Islam Indonesia, Jalan Kramat Raya, Jakarta, 28 November 2018. TEMPO/Ahmad Faiz
Dia merasa kasihan kepada keluarga Ahok karenanya. "Bagaimana perasaan keluarga dan anak-anak orang tersebut (Ahok) bahwa setiap tahun kejahatan bapaknya dirayakan? Bukankah Islam mengajarkan kita menjadi pemaaf?" tutur Kapitra, eks tim advokat Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI.
Baca:
Ulama Agama Lain di Reuni Akbar 212, Rizieq: Sampaikan Horman Ana
Atas alasan itu Kapitra Ampera mengungkap akan menggelar demonstasi tandingan. Aksi tandingan diberi tajuk 'Aksi Kontemplasi 212 dan Pencerahan Anak Bangsa'.