TEMPO.CO, Jakarta - Harga telur ayam di sejumlah pasar tradisional di DKI Jakarta mulai naik. Pemicunya, permintaan masyarakat menjelang Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 meningkat.
Baca:
Anies Baswedan Datangkan 200 Ribu Ton Telur Ayam dari Blitar
Ini seperti yang diungkap Bejo, pedagang telur di Pasar Jaya Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Menurutnya, harga mulai naik lagi sejak awal Desember. Pada pertengahan tahun, harganya sudah sempat meroket sebelum berhasil ditekan kembali.
"Saya juga tidak tahu penyebab harga bisa naik setiap akhir tahun," kata Bejo, Rabu 5 Desember 2018.
Dia membandingkan, harga telur ayam masih di kisaran Rp 18-20 ribu per kilogram pada Oktober 2018. "Sekarang saya jual Rp 26 ribu per kilogram," katanya menambahkan.
Baca juga:
Diresmikan Sandiaga Uno, Gerai OK OCE Jual Telur Ayam Murah
Bejo mengatakan, untuk mengatasi berkurangnya pembeli akibat harga naik, kebanyakan para pedagang berani mengurangi keuntungan. Tapi tidak dengan dirinya. Dia menyatakan telah menaikkan harga dan mengakui sejumlah pembeli lari.
"Sebenarnya tidak hanya telur yang naik. Komoditas lain, seperti beras, cabai, dan bawang juga naik. Tapi yang selalu disorot harga telur karena naiknya drastis," kata Bejo lagi.
Baca:
Mendag Sebut Harga Telur Ayam Mahal Karena Spekulan
Jamal, pedagang telur ayam di Pasar Raya Cijantung, Jakarta Timur, menyebut harga telur sedang berada di angka tertinggi sepanjang tahun ini. Namun, menurutnya, hal itu tak berpengaruh pada jumlah pembeli. "Ini sudah jadi tradisi di setiap akhir tahun," ujar Jamal.
Yayu, penjual telur ayam di pasar yang sama, mengungkap alasan yang lebih spesifik untuk kenaikan harga yang sedang terjadi. Dia menuturkan, orang-orang lebih butuh telur untuk keperluan bikin kue dan lain-lain saat Natal dan tahun baru. "Mungkin itu penyebabnya," kata Yayu.