TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Suropati Syndicate Abdul Haji Talaohu menjelaskan alasan mendorong Erwin Aksa sebagai sosok alternatif masuk bursa calon Wakil Gubernur atau cawagub DKI.
Baca : Nama Erwin Aksa dalam Bursa Cawagub, Gerindra dan PKS Beda Pendapat
Tetapi, tidak ada kewajiban bahwa figur yang diusulkan itu adalah kader partai. “Siapa saja tokoh yang kemudian diusulkan, apakah itu kader partai atau bukan, tetapi jika telah melewati proses pembicaraan internal partai koalisi, maka tidak jadi persoalan” ujar pria yang akrab disapa Ajis kepada Tempo Sabtu8 Desember 2018.
Menurut Anies, hanya orang tak berpikir kritis yang percaya akan gosip tersebut.
"Perlu rendahnya kemampuan berpikir kritis untuk bisa percaya gosip ini. Kenapa? Satu, Gubernur tidak memiliki hak untuk mengajukan calon, itu semua udah tau," ujar Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat, 7 Desember 2018.
Anies mengaku kaget saat pertama kali mendengar gosip keponakan Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK itu menjadi salah satu kandidat calon Wagub DKI. Apa lagi, gosip itu juga menyebut bahwa Anies yang meminta agar Erwin menjadi Wagub DKI.
"Saya heran siapa yang iseng muter nama ini," kata Anies.
Erwin Aksa merupakan politikus dari Partai Golongan Karya. Selain berkarier di dunia politik, Erwin juga pengusaha.
Simak juga :
Empat Fakta Proses Hukum Bahar bin Smith yang Menghina Jokowi
Anies mengatakan kedua partai pengusungnya juga pasti tak akan mau begitu saja menerima Erwin Aksa menjadi calon Wagub DKI. Apa lagi, sampai saat ini kedua partai belum menemukan kesepakatan soal nama Wagub. "Wong PKS sama Gerindra aja itu belum sepakat di antara mereka, tahu-tahu muncul nama ketiga dari DPP Golkar gitu," kata Anies.
Soal kabar yang menyebut kedekatannya dengan Erwin Aksa, mantan Menteri Pendidikan itu tak membantahnya. Akan tetapi, Anies mengatakan kedekatan itu tak lantas membuatnya mengajukan nama Erwin sebagai nama calon Wagub DKI.