TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi mempertanyakan parameter survei Setara Institute mengenai minimnya toleransi di Jakarta. Suhaimi menganggap, toleransi agama antar-warga Ibu Kota tak bermasalah.
Baca juga: Kapitra Ampera: Peserta Reuni 212 Orang-orang Suruhan PKS
Buktinya, kata dia, aksi reuni 212 pekan lalu berlangsung damai, tenteram, dan aman. "Itu sudah bukti nyata di lapangan kalau Jakarta toleran dan dilihat oleh dunia," kata Suhaimi saat dihubungi, Sabtu, 8 Desember 2018.
Menurut Suhaimi, ibadah umat, baik Islam, Kristen, Budha, dan agama lain di Ibu Kota juga berjalan aman. Warga tetap beribadah tanpa gangguan atau ancaman. Bahkan, lokasi Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal berhadapan.
Baca juga: PKS Klaim Prabowo Serahkan Kursi Wagub DKI ke Mereka
Atas dasar itulah Suhaimi heran dengan hasil survei yang menyimpulkan Jakarta termasuk kota intoleran. Dia menambahkan, mekanisme dan parameter survei harus bisa dipertanggungjawabkan. "Pengerian intoleransi itu apa?" tanya dia.
Suhaimi menanggapi hasil survei Setara Institute mengenai penilaian indeks kota toleran (IKT) dari 94 kota di Indonesia. Sebanyak 10 kota mendapat penilaian paling toleran di 2018. Jakarta dikategorikan sebagai kota yang minim toleransi dengan skor 2.88.
Beberapa poin yang diamati, yaitu kebebasan beragama atau berkeyakinan, kesetaraan gender, dan inklusi sosial dijamin dan dilindungi undang-undang. Selain itu pernyataan dan tindakan aparatur pemerintah kota terkait dengan toleransi juga diperhatikan.
Baca juga: Soal Media Tak Liput Reuni 212, Panitia akan Datangi KPI
Simak kabar terbaru seputar DKI Jakarta dan Reuni 212 hanya di Tempo.co.