TEMPO.CO, Jakarta - Amuk angin kencang seperti yang mengoyak atap kafetaria di Rasuna Said, Senin 10 Desember 2018, masih mungkin terjadi hingga pekan depan. Sejak pekan lalu hingga pekan depan kondisi atmosfer di atas Pulau Jawa dan Bali memang sedang tidak stabil.
Baca berita sebelumnya:
Amuk Angin Kencang di Rasuna Garden, Awalnya Atap Goyang Lalu ...
Kondisi itu pula yang menjawab sebab peristiwa puting beliung di Bogor Selatan empat hari sebelumnya. "Sejak pekan lalu merupakan periode potensial terjadi angin kencang dan puting beliung," kata Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Agie Wandala Putra Agie saat dihubungi, Selasa 11 Desember 2018.
Agie menerangkan, kondisi cuaca di Indonesia secara global sedang dipenuhi banyak awan hujan. Menurut dia, kemunculan awan karena adanya aktivitas monsun dingin Asia dan gelombang tropis. Kondisi tersebut menyebabkan terbentuknya daerah pertemuan, belokan dan sirkulasi angin di kawasan Indonesia.
Baca berita sebelumnya:
Puting Beliung Bogor Rusak Hampir Seribu Rumah
"Akibatnya tumbuh awan cumulonimbus. Awan ini bisa mengakibatkan hujan lebat, angin kencang dan puting beliung," ujar dia lagi. Menurut perhitungan BMKG, Agie menambahkan, kecepatan angin yang dihasilkan dari kondisi atmosfers seperti itu bisa mencapai 20 knot atau 37,04 kilometer per jam.
Angin kencang menerjang kawasan Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, dan mengoyak atap kafetaria Garden Food Street, Senin siang 10 Desember 2018. Rekaman peristiwa ini viral di media sosial dan langsung mengingatkan kepada bencana empat hari sebelumnya di Bogor yang sampai merusak hampir seribu rumah dan menewaskan satu orang.