TEMPO.CO, Jakarta - Pengeroyokan yang dialami dua anggota TNI oleh sejumlah pemuda penjaga parkir melatari amuk massa hingga membakar Polsek Ciracas pada Rabu dini hari, 12 Desember 2018. Pengeroyokan itu berlokasi di pertokoan Arundina, Cibubur, sekitar sepuluh kilometer dari Polsek Ciracas, pada Senin siang 10 Desember 2018.
Baca:
Polisi: Tentara dan Penjaga Parkir Berdamai Sebelum Amuk Massa
Satu diantara warga ramai yang menyaksikan pengeroyokan itu adalah Rio, 28, seorang penjual siomay di pertokoan itu. Dari penuturannya, seorang pemuda juru parkir liar mabuk menjadi biang kerok dari peristiwa tersebut.
Rio mengisahkan, pengeroyokan diawali pertengkaran sekitar Pukul 14.30 WIB. Saat itu seorang pria dan anaknya datang mengendarai sepeda motor lalu masuk tapi keluar lagi dari rumah makan Soto Kudus. Pria itu belakangan diketahui bernama Komarudin, seorang anggota TNI AL berpangkat kapten.
Suasana ruangan Polsek Ciracas yang dibakar oleh sejumlah oknum dini hari tadi di Polsek Ciracas, Jakarta Timur, Rabu 12 Desember 2018. Kebaran tersebut akibat adanya penyerangan oknum yang hingga kini belum diketahui identitasnya. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Saat keluar dari ruko soto, Kommarudin terlibat cekcok dengan juru parkir yang dimaksud. Menurut kronologis versi kepolisian, saat itu Komaruddin menegur si juru parkir karena menggeser sepeda motor lain serampangan hingga menyenggol dirinya. Namun yang ditegur melawan.
Baca:
Ini 7 Orang Korban Amuk Massa Pembakar Polsek Ciracas
Menurut Rio, si juru parkir sedang mabuk minuman keras saat itu. Dia dan kawanannya, kata Rio, ada di sana setiap siang antara pukul 12.00-14.00 WIB menggantikan giliran juru parkir resmi. Mereka dikabarkan mendapatkan 'slot' itu setelah sebelumnya mengusir kelompok lain dari ormas kedaerahan.