TEMPO.CO, Jakarta - Lurah Kelapa Dua Wetan, Budy Hartati, menghimbau warganya agar berhati-hati pasca amuk massa dan pembakaran Polsek Ciracas, Jakarta Timur, yang terjadi pada Selasa-Rabu, 11-12 Desember 2918. Berbagai media sosial dia gunakan untuk menyebar imbauan tersebut.
Baca juga: Ini 7 Orang Korban Amuk Massa Pembakar Polsek Ciracas
Pesan Budy yang disampaikan melalui pesan singkat WhatsApp berisi agar warganya tetap hati-hati. "Saya biasa melakukan itu, walaupun tidak ada kejadian. Untuk keamaan dan ketertiban saja. Itu himbauan yang umum. Kalau himbauan resmi saya sampaikan melalui surat melalui RW," kata Budy di kantor Kelurahan Kelapa Dua, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis, 13 Desember 2018.
Budy mengatakan, dirinya tidak memberlakukan jam malam bagi warganya dalam beraktivitas. Namun jika tidak ada urusan yang tidak penting, dia meminta diusahakan agar tidak keluar rumah.
"Anak di lingkungan Kelapa Dua Wetan, paling tidak jam 11, sudah sampai di rumah. Jadi, ibu-ibu bisa memantau putra-putrinya di rumah," ujar Buydy.
Budy mengatakan dirinya mendapat informasi bahwa seorang warga Kelapa Dua Wetan terlibat dalam pengroyokan terhadap anggota TNI AL di halaman parkir ruko Arundina, Cibubur, pada Senin, 10 Desember 2018.
"Informasinya dari Pak RW juga demikian, saya secara detil belum tahu anak itu benar-benar anak Kelapa Dua Wetan atau bukan. Cuma, Pak RW bilang iya," ucap Budy.
Terkait penyerangan amuk massa, Budy mengungkapkan ada beberapa korban salah sasaran yang terjadi pada warga Kelapa Dua Wetan. Salah satu korbannya adalah ketua RW5.
"Wajahnya hancur, ada beberapa jahitan. Giginya patah. Pak RW korban salah sasaran, karena kejadiannya di pos ronda, kebetulan saat itu massa sedang mencari pelaku juru parkir," ungkap Budy.
Baca juga: Pembakaran Polsek Ciracas, Polisi: Tidak Boleh Langsung Menuding
Budy mengatakan kondisi jalan-jalan di Kelapa Dua Wetan yang terbuka, membuat dirinya waspada akan keamanan lingkungan sekitar pasca pembakaran Polsek Ciracas. "Jalan utama di Kelapa Dua Wetan menjadi jalanan umum dan bisa diakses dari mana saja,” kata Budy.
Kondisi ini, kata Budy, memungkinkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. “Maka dari itu kami membuat portal-portal untuk pengamanan pribadi diatur oleh warga sekitar, demi keamanan bersama," kata Budy.
MIS FRANSISKA DEWI | ALI ANWAR