TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi memperbaiki tanggul jebol Kali Jatikramat atau anak Kali Cakung di Perumahan Cahaya Kemang Permai, Jatiasih. Tanggul yang jebol pada Kamis malam lalu membuat ratusan rumah penduduk di sana kebanjiran hingga 1 meter.
Baca: Hujan Deras di Bekasi, Tanggul Jatikramat Jebol dan Memicu Banjir
"Sementara pakai karung berisi pasir untuk penanganan secara darurat," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, Kota Bekasi, Arief Maulana pada Ahad, 16 Desember 2018.
Arief mengatakan, penanganan secara darurat pada titik tanggul jebol sepanjang sekitar 15 meter untuk mengantisipasi sewaktu-waktu debit air di saluran tersebut meningkat. Adapun untuk penanganan secara permanen dilakukan mulai awal tahun depan.
"Anggaran disiapkan Rp 200 juta dari dana darurat," ujar Arief.
Dinas Bina Marga menduga tanggul jebol karena tak kuat menahan beban tekanan air. Konstruksi tanggul yang baru saja ditinggikan secara swadaya oleh warga tak menggunakan pondasi.
Hal ini diperparah dengan adanya jembatan yang menyebabkan arus air tertahan. Akibatnya, tekanan air ke tanggul semakin kuat.
"Kami akan merehabilitasi total, pengerjaan bisa dimulai antara Januari-Februari tahun depan," ujar Arief.
Kali Jatikramat, kata dia, merupakan saluran alam yang hulunya di wilayah Jatisampurna. Debit di saluran itu bisa meningkat jika ada hujan lokal dengan intensitas tinggi. Sebab, saluran sekunder dari permukiman warga mengalir ke saluran tersebut.
Sejumlah permukiman warga yang menjadi langganan banjir akibat meluapnya saluran tersebut diantaranya Perumahan Bumi Nasio, Graha Indah, Cahaya Kemang Permai, Dosen IKIP, Jatibening Permai. Saluran itu lalu masuk ke terowongan di bawah jalan tol dan Kalimalang sebelum ke Kanal Banjir Timur di DKI Jakarta.
Baca: Banjir Dua Meter Rendam Perumahan di Bekasi, 120 KK Dievakuasi
Untuk meminimalisasi banjir di bantaran aliran Kali tersebut, pemerintah Bekasi telah membangun sejumlah tempat penampungan air sementara. Di antaranya ada Polder IKIP, dan Nasio. Pembangunan polder di titik lain masih dipertimbangkan mengingat terbatasnya ketersediaan lahan, lantaran sepanjang daerah aliran sungai tersebut kawasan padat penduduk.