TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan masalah utama yang dimiliki DKI Jakarta saat ini bukan hanya kemacetan dan banjir. Anies menyebut ketersediaan stok pangan untuk warga Jakarta yang jumlahnya mencapai 10 juta jiwa juga masalah besar.
Baca:
Menjelang Natal, Anies Baswedan Jamin Harga Pangan Terkendali
"Tantangan terbesar di Jakarta mungkin ada yang menyebutkan kemacetan, banjir, tapi bagi kami kebutuhan dan pasokan bahan pokok yang harus terjamin,” ujar Anies di kompleks pergudangan Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Kamis siang, 20 Desember 2018.
Anies merasa masyarakat Jakarta selama ini tak menganggap kebutuhan bahan pokok menjadi masalah yang penting. Sebab, kata dia, selama ini masyarakat terus menyorot masalah banjir dan macet saja.
Baca:
Belum Ada Wagub, Anies Baswedan Kewalahan Hadapi Agenda Kerja
Padahal, demi memenuhi kebutuhan pangannya, Anies menyebut Jakarta sampai saat ini masih bergantung kepada daerah lain. "Tapi di sisi lain, kami juga menyadari kebutuhan pangan di Jakarta adalah kesempatan lapangan pekerjaan dan perekonomian bagi warga di luar Jakarta,” kata Anies.
Direktur Utama Food Station, Arief Prasetyo Adi, mengatakan akan siaga menjaga ketersediaan stok pangan di Jakarta. Satu cara menjamin ketersediaan itu, Arief mengatakan, dengan memberlakukan sistem pengelolaan pangan yang baik dan sistematis.
Baca:
Anies Beberkan Nyaris Semua Pangan DKI Bergantung Luar, Apa Saja?
"Caranya dengan menambah jumlah mesin pengolah beras Rice Milling Unit (RMU)," kata dia.
Dengan mesin itu, Arief memperkirakan kapasitas produksi beras bisa mencapai 1.500-1.700 ton dan kapasitas inletnya 2.000 ton sebulan. Kenaikan jumlah produksi diharapkan bisa memenuhi kebutuhan beras di Jakarta.