TEMPO.CO, Bogor – Empat korban tsunami Selat Sunda tiba di rumah duka di Kampung Kebon Jae, Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Senin dinihari, 24 Desember 2018. Keempatnya, terdiri dari tiga korban luka dan satu tewas, dijemput sendiri oleh keluarga mereka dari lokasi bencana.
Baca:
Cerita Korban Tsunami Selat Sunda, Firasat Datang Lewat Bisikan
Korban atas nama Rossy Armanda Leonard (65), Nani Supriani (50), Fajar (25) dan Aldy (24) merupakan satu keluarga yang sedang berlibur saat tsunami menerjang pada Sabtu malam, 22 Desember. Liburan dilakukan bersama keluarga besar yang beranggotakan seluruhnya lebih dari 20 orang.
“Nani, Fajar dan Aldy selamat hanya luka-luka, sementara Rossy meninggal,” kata adik ipar Rossy, Yana Suyana, di rumah duka, Senin 24 Desember 2018.
Yana mengatakan, Nani, istri Rossy, menderita patah tulang dan luka di bagian kepala. Sedangkan Fajar dan Aldy, anak Rossy-Nani, juga mengalami luka-luka padan tubuhnya. “Kami keluarga besar, berangkat ke sana (Banten) pada Sabtu dini hari. Ke sana itu dalam rangka liburan keluarga besar aja,” kata Yana.
Baca Juga:
Baca berita sebelumnya:
Cerita Rombongan RSUD Tarakan Korban Tsunami Selat Sunda
Yana menjelaskan, keluarga mengetahui kabar anggota mereka menjadi korban tsunami dari seorang kerabat lainnya, korban selamat di lokasi bencana. Kabar disampaikan melalui RS. Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo, Cisarua, Bogor, tempat kerja si kerabat.
“Jam 10 malam setelah lihat televisi ada bencana itu kami terus hubungi mereka tapi telepon tidak aktif semua," kata Yana. "Jam 3 pagi, ada korban selamat dia kerja di RSPG Cisarua, dan mengabari mereka jadi korban."
Anggota tim Basarnas membawa korban akibat terjangan tsunami selat Sunda di Banten, 23 Desember 2018. BASARNAS/via REUTERS.
Tanpa pikir panjang, Yana langsung berangkat menuju Puskesmas Cibaliung, Pandeglang, Banten, lokasi para korban bencana di evakuasi. Dari sana, Yana menjemput dan membawa pula empat kerabatnya itu.
Baca:
DKI Siapkan Rumah Sakit Tampung Korban Tsunami Selat Sunda
Setibanya di Citeko, anggota keluarga yang lain langsung membopong semua korban. Nani Supriani yang pertama kali ditandu menggunakan alas kasur saat diturunkan dari mobil karena mengalami patah tulang.
Kemudian Fajar dipapah untuk berjalan dan Aldy juga digotong menggunakan kasur karena tidak mampu berdiri juga akibat patah tulang. Terakhir, jasad Rossy yang masih terbungkus kantong jenazah warna oranye diturunkan dari ambulans.
Rossy termasuk di antara ratusan korban tewas akibat tsunami yang terjadi tanpa getaran gempa yang dirasa pada Sabtu malam lalu.