TEMPO.CO, Bogor - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Bogor mengungkap, Kabupaten Bogor menjadi salah satu lokasi yang paling strategis dan sering dimanfaatkan oleh jaringan pengedar narkotika sebagai lokasi produksi narkoba.
"Bogor ini sangat strategis, karena akses ke Jakarta sangat mudah. Jadi mereka (para pengedar) memanfaatkan Bogor sebagai lokasi produksi,” kata Kepala BNNK Bogor, Nugraha Setia Budhi saat melakukan rilis kinerja akhir tahun BNNK Bogor, di Bogor, Rabu 26 Desember 2018.
Baca : BNNP DKI Sebut Tembakau Gorila Jadi Konsumsi Pelajar di Jakarta
Nugraha mengungkapkan, salah satu yang pernah terungkap adalah kasus penemuan ladang ganja di kawasan puncak tepatnya di Desa Tugu Selatan, Cisarua satu bulan lalu.
Sebelumnya juga pernah terungkap pabrik pembuatan pil ekstasi di kawasan Cibinong, dan pada tahun 2014 BNNK Bogor juga mengungkap ladang ganja di kaki Gunung Salak tepatnya di Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, Bogor.
“Mereka yang bekerja merupakan jaringan pengedar narkotika pemasok wilayah Cianjur, Sukabumi dan Jabodetabek,” Nugraha melanjutkan.
Lebih jauh Nugraha mengatakan, sebagai upaya memutus mata rantai peredaran jaringan narkotika di Bogor, pihaknya menggunakan dua metode yakni Supply Reduction dan Demand Reduction.
“Supply reduction ini sebagai upaya memutus pemasoknya sedangkan demand reduction untuk memutuskan penggunanya,” kata Nugraha.
Simak pula :
Penggerebekan Pabrik Pil Ekstasi di Cibinong, Diduga Jenis Baru
Selama satu tahun ini, BNNK Bogor telah mengungkap delapan kasus narkoba dengan total 10 orang tersangka dan 526,01 gram sabu serta 646,9 kg ganja, sebagai langkah supply reduction. Sedangkan demand reduction, pihaknya melakukan upaya preventif seperti advokasi, sosialisasi, pelatihan dan tes urine.
“Sepanjang tahun 2018 ini kita sudah datangi puluhan lembaga baik swasta, pemerintahan hingga pendidikan untuk melakukan pencegahan peredaran gelap narkoba ini,” demikian Nugraha.