TEMPO.CO, Jakarta - Tiga dari 13 stasiun mass rapid transit disingkat MRT Jakarta telah diberi nama yang didapatkan dari proses lelang gelombang pertama yang dilakukan manajemen MRT sejak medio tahun 2018.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan tiga stasiun MRT yang telah mempunyai nama di antaranya Stasiun Dukuh Atas BNI di Dukuh Atas. Lalu Setia Budi Astra di kawasan Setia Budi, dan Istora Mandiri di daerah kompleks Gelora GBK Senayan.
Baca : Integrasi Moda Transportasi dan Jak Lingko, Ini yang Dilakukan MRT Jakarta
"Tiga stasiun yang telah diberi nama itu berada di bawah tanah," kata William di kawasan Stasiun Dukuh Atas BNI, Jakarta Pusat, Kamis, 27 Desember 2018.
Ia menuturkan awalnya pihaknya membuka dan mengundang semua pihak untuk mengajukan diri ikut dalam lelang nama delapan stasiun MRT. Namun, akhirnya manajemen menyeleksi dan pada gelombang pertama terpilih tiga perusahaan yang memang berada dekat dengan stasiun MRT tersebut.
"Ini (tiga stasiun) ditujukan bagi pihak yang ada di sekitar kawasan TOD dari radius 700 meter," ujarnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan uji coba kereta MRT Senin, 10 Desember 2018.
MRT Jakarta bakal membuka lelang gelombang kedua pada awal tahun depan. Salah satu yang dibuka untuk umum ada Stasiun Bundaran Hotel Indonesia. Di stasiun tersebut lelang bakal dibuka untuk mitra perusahaan yang berada hingga di luar radius 700 meter.
William menuturkan pihaknya memang menawarkan dan berkirim surat kepada perusahaan yang mau namanya dijadikan nama stasiun. Adapun kontrak nama ini bakal berlangsung 10 tahun bagi perusahaan yang memenangkan lelang.
Sedangkan, untuk pembayaran kontrak tersebut dilakukan per tahun. Ia memastikan pada Maret tahun depan seluruh stasiun telah mempunyai nama.
Simak pula :
Proyek Kereta MRT Jakarta Fase II Dimulai Januari 2019.
"Tapi terbuka untuk direview. Lelang elektronik yang kami lakukan dengan sistem tertutup. Nilai tawaran yang tertinggi yang menjadi pemenang."
MRT Jakarta fase I rute Lebak Bulus - Bundaran HI ditargetkan beroperasi penuh pada Maret 2019. Fase I ini terdiri atas jalur elevated (layang) dan underground (bawah tanah) dengan panjang kurang lebih 16 kilometer.