TEMPO.CO, Bogor – Keluarga Bripka Matheus atau Matheos Den Haan belum mengetahui ihwal permintaan maaf lewat ponsel yang disampaikan korban kepada rekan sesama polisi.
Baca: Bripka Matheos Diduga Bunuh Diri, Ini Lima Indikasinya
Menantu Bripka Matheus, Angger Aprinda (30) mengatakan tidak tahu menahu soal kabar tersebut. Bahkan dirinya pun mengetahui kabar tersebut dari media massa
“Saya tidak tahu karena, KTP, KTA hingga ponselnya masih disita polisi,” kata Angger kepada Tempo, Rabu 2 Januari 2018.
Matheos Den Haan, 54 tahun, ditemukan bersimbah darah kuburan Mutiara, Pancoran Mas, Depok, pada malam tahun baru. Dia ditemukan oleh penjaga makam tergeletak tak jauh dari sepeda motornya.
Matheos adalah anggota Kepolisian Resor Kota Depok. Ia diperbantukan ke Satuan Tugas Densus 88 Antiteror Polda Metro Jaya.
Matheos meninggalkan seorang istri, Supriyati, (50), dua orang anak yakni Kurnia Desi (28), Adi Prima De Haan (23) serta seorang cucu Gendis Alindia (5 bulan).
Hasil sementara pemeriksaan visum laboratorium forensik menemukan ada luka di bagian kepala sebagai penyebab kematian dari Bripka Matheus.
Dugaan sementara polisi Depok itu tewas bunuh diri dengan cara menembakkan senjatanya ke kepala. Polisi menemukan sisa mesiu di tangan korban yang menjadi indikasi Bripka Matheus bunuh diri.
Baca: Bripka Matheus Tewas, Polisi: Ada Pesan Minta Maaf di Handphone
Kepala Instalansi Forensik RS Polri Komisaris Besar Edi Purnomo mengatakan luka tembak yang dialami Bripka Matheus berada di sekitar pelipis di atas telinga. “Peluru menembus dari kanan ke kiri“ kata Edi.