Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dinas LH DKI Ungkap Bahaya Sunyi Limbah Detergen di Kali

image-gnews
Penduduk melihat kumpulan busa yang memenuhi Kali Item di kawasan Kemayoran, Jakarta, Selasa, 1 Januari 2019. Munculnya busa yang menutupi permukaan Kali Item menjadi viral di media sosial. ANTARA
Penduduk melihat kumpulan busa yang memenuhi Kali Item di kawasan Kemayoran, Jakarta, Selasa, 1 Januari 2019. Munculnya busa yang menutupi permukaan Kali Item menjadi viral di media sosial. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup DKI, Andono Warih menjelaskan dampak jangka pendek dan jangka panjang dari limbah detergen yang mengalir ke kali, waduk, sungai hingga laut.

Menurut Andono, dalam jangka pendek, limbah detergen akan menimbulkan busa di kali. Contohnya seperti di Kali Sentiong yang beberapa hari ini viral di media sosial. "Buih sudah kita saksikan," kata Andono kepada Tempo, Jumat, 4 Januari 2019.

Baca: Kurangi Limbah Detergen, Anies Bakal Atur Usaha Laundry

Andono menjelaskan detergen mengandung senyawa kimia fosfat yang biasa terkandung dalam pupuk. Menurut dia, senyawa tersebut dapat membebani kali atau waduk sehingga enceng gondok tumbuh subur. "Kalau dibiarkan saja, sudah tertutup Waduk Pluit dengan enceng gondok," kata Andono.

Efek jangka panjangnya, kata Andono, bisa lebih besar dari hal tersebut. Menurut dia, limbah detergen di kali dan sungai pada ujungnya akan berlabuh ke laut dan mengganggu ekosistem di sana.

Senyawa fosfat yang tinggi di laut akan membuat anggang atau alga tumbuh subur. Sampai pada suatu saat, bisa muncul ledakan pertumbuhan ganggang. "Kalau itu terjadi bisa mengakibatkan kematian massal ikan," kata Andono.

Baca: Anies Sebut Busa di Kali Sentiong Akibat Detergen

Andono mengatakan ancaman dari limbah detergen sebenarnya telah berlangsung. Namun, tidak banyak warga yang menyadari dan peduli. "Kami menyebutnya silent danger, atau bahaya yang sunyi. Ketika suatu saat meledak, akan membuat kekagetan yang luar biasa," ujarnya.

Sebagai gambaran, Andono mengatakan takaran limbah detergen di Kali Sentiong atau Kali Item telah melewati batas aman. "Di Kali Sentiong detergennya sudah 2500 miligram per liter, padahal batasnya hanya 200 miligram per liter," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Andono mengungkapkan, kondisi yang sama juga terjadi di hampir seluruh kali dan sungai yang ada di Ibu kota. Rata-rata unsur limbah detergen melebihi batas aman, yakni 200 miligram per liter.

"Data pemantauan kami di 90 titik di Jakarta, hanya dua titik yang dibawah 200 miligram per liter," kata Andono. "Salah satu yang masih bagus atau tidak melebihi batas adalah Kalimalang".

Baca: Busa di Kali Sentiong, Anies akan Batasi Pemakaian Detergen Keras

Menurut Andono, tingginya tingkat pencemaran limbah detergen di kali tidak terlepas dari perilaku warga. Menurut dia, kebanyakan warga membuang limbah detergen ke got, lantas mengalir di saluran air dan berakhir di kali hingga laut.

Karena itu, untuk mencegah resiko limbah detergen, Andono mengatakan perlu penanganan yang komprehensif dari hulu ke hilir. Di hilir, kata Andono, langkah yang bisa dilakukan adalah dengan memperbanyak pembangunan Instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Instalasi tersebut berfungsi mengolah limbah rumah tangga warga. "Tapi memang pembangunannya butuh waktu," kata dia.

Sementara di hulu, Andono mengatakan perlu adanya standar baru untuk produksi detergen. Langkah ini sebelumnya pernah dinyatakan oleh Gubernur DKI Anies Baswedan. Anies berencana membicarakan pengaturan detergen yang lebih ramah lingkungan dengan Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan.

"Kita harap ada Standar Nasional Indonesia (SNI) yang lebih ramah lingkungan untuk detergen. Karena di Jakarta ini selain warganya banyak, kalinya juga bukan kali yang mengalir," kata Andono.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


CCE 3.0 GoTo Impact Foundation bakal Digelar di 4 Lokasi, Belitung hingga Lombok Tengah

6 hari lalu

Chairperson GoTo Impact Foundation, Monica Oudang, saat peluncuran Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) 3.0 via zoom meet, Kamis, 21 Maret 2024. Dok: Tangkapan Layar
CCE 3.0 GoTo Impact Foundation bakal Digelar di 4 Lokasi, Belitung hingga Lombok Tengah

GoTo Impact Foundation meluncurkan program Catalyst Changemakers Ecosystem atau CCE 3.0 dengan tema Lokal Berdaya.


Peneliti Undip dan Warga Kabupaten Grobogran Hasilkan Biogas dari Limbah Tahu dan Ternak

10 hari lalu

Instalasi konversi limbah cair menjadi biogas (Dok. Universitas Diponegoro)
Peneliti Undip dan Warga Kabupaten Grobogran Hasilkan Biogas dari Limbah Tahu dan Ternak

Peneliti Undip dan UKM Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, membuat biogas dari olahan limbah tahu dan ternak sapi. Bisa digunakan untuk kelistrikan.


PT Bioklin Teknologi Cemerlang Solusi Pengelolaan Limbah yang Inovatif, Efisien, dan Ramah Lingkungan

30 hari lalu

PT Bioklin Teknologi Cemerlang Solusi Pengelolaan Limbah yang Inovatif, Efisien, dan Ramah Lingkungan

Perusahaan ini bertekad untuk memperkenalkan teknologi yang memungkinkan pengolahan limbah secara efektif tanpa merusak lingkungan


Telan Biaya Rp 1,2 Triliun, Ini Profil SPAL-DT Makassar yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

35 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPAL-DT) Losari, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, pada Kamis, 22 Februari 2024.
Telan Biaya Rp 1,2 Triliun, Ini Profil SPAL-DT Makassar yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Presiden Jokowi menekankan pentingnya SPAL-DT untuk mengelola limbah cair agar ramah lingkungan. Berikut profil SPAL-DT Makassar.


Jokowi Resmikan Sistem Pengelolaan Air Limbah di Makassar

35 hari lalu

Presiden Joko Widodo meresmikan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPAL-DT) Losari, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, pada Kamis, 22 Februari 2024. Foto Biro Pers dan Sekretariat Presiden
Jokowi Resmikan Sistem Pengelolaan Air Limbah di Makassar

Presiden Jokowi menekankan pentingnya perangkat ini untuk mengelola limbah cair agar ramah lingkungan.


Top 3 Tekno: Hujan Lebat di Jawa Barat Saat Pencoblosan, Bank Sampah untuk Limbah Kampanye, Banjir di TPS Jakarta

42 hari lalu

Warga memberikan suaranya untuk Pemilu 2024 di TPS yang terendam banjir di Jakarta, Indonesia pada 14 Februari 2024. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/tom)
Top 3 Tekno: Hujan Lebat di Jawa Barat Saat Pencoblosan, Bank Sampah untuk Limbah Kampanye, Banjir di TPS Jakarta

Potensi hujan lebat di Jawa Barat saat pencoblosan Pemilu 2024 menjadi artikel terpopuler Top 3 Tekno pada hari ini.


Fakta Menarik Bio-Baterai, Energi Alternatif Ramah Lingkungan yang Tidak Beracun

55 hari lalu

Mahasiswa anggota Tim Gantari Engineering Research Club dari Universitas Sumatera Utara (USU) menyelesaikan pembuatan bio baterai dari kulit jeruk di Laboratorium Kimia Fisika Departemen Teknik Kimia USU, Medan, Rabu, 22 Desember 2021. Para mahasiswa itu menjadi juara 1 artikel ilmiah pada kompetisi Tokyo Tech Indonesian Commitment Award (TICA) 2021 dengan judul riset
Fakta Menarik Bio-Baterai, Energi Alternatif Ramah Lingkungan yang Tidak Beracun

Buo-Baterai yang dikenal ramah lingkungan terus dikembangkan. Tidak berancun dan mencemari Lingkungan


66 Persen Warga Gaza Menderita Penyakit Menular karena Kelangkaan Air Minum

26 Januari 2024

Seorang anak duduk di samping antrean jerigen air bersih, di tengah kekurangan air bersih dan air minum yang dialami warga Palestina, saat konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas berlanjut, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 5 November 2023. REUTERS/Ibraheem Abu  Mustafa
66 Persen Warga Gaza Menderita Penyakit Menular karena Kelangkaan Air Minum

Sebanyak 66 persen warga Gaza dilaporkan menderita penyakit yang menular lewat air karena kelangkaan air minum.


Melihat Rumah Tahan Gempa Berbahan Dasar Limbah PLTU Buatan Mahasiswa PPNS dan ITS

31 Desember 2023

Rumah tahan gempa buatan mahasiswa PPNS dan ITS. Dok. Kemendikbud
Melihat Rumah Tahan Gempa Berbahan Dasar Limbah PLTU Buatan Mahasiswa PPNS dan ITS

Rumah tahan gempa yang diberinama BIMA ini dibangun di di Desa Sumberejo, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.


3 Instalasi Pengolahan Air di Solo Ditutup karena Tercemar Limbah Ciu, Ribuan Warga Kekurangan Air

22 Desember 2023

Petugas mengambil sampel air baku Sungai Bengawan Solo yang tercemar limbah alkohol dan tekstil di komplek Instalasi Pengolahan Air (IPA) Stasiun Jurug Solo, Jawa Tengah, Ahad, 17 Desember 2023. Pencemaran limbah industri terhadap air baku dari Sungai Bengawan Solo tersebut mengakibatkan terganggunya operasional produksi air minum oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Toya Wening Surakarta sehingga tidak memenuhi baku mutu persyaratan kualitas air minum. ANTARA/Maulana Surya
3 Instalasi Pengolahan Air di Solo Ditutup karena Tercemar Limbah Ciu, Ribuan Warga Kekurangan Air

Perumda Air Minum Toya Wening Kota Solo menghentikan operasional 3 instalasi pengolahan air (IPA), yakni di Semanggi, Jurug, dan Jebres, pada Kamis, 21 Desember 2023.