TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan integrasi antara kereta Mass Rapid Transit (MRT) dengan bus Transjakarta akan selesai pada akhir Januari 2019. Anies menjelaskan, kedua perusahaan transportasi itu sudah meneken MoU integrasi tersebut.
"Akhir Januari sudah selesai (intergrasi). Saya belum dapat kabar terbaru dari mereka, tapi mereka menargetkan on time (integrasi) Transjakarta dan MRT," ujar Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu, 9 Januari 2019.
Baca : Instruksi Jokowi Soal Kemacetan, Jawab Anies: Secara Prinsip Siap
Adapun tujuan dari integrasi itu, kata Anies, untuk memperluas jangkauan transportasi umum di Jakarta. Masyarakat nantinya dapat dengan mudah berganti moda transportasi dari bus menuju kereta MRT dan sebaliknya, karena letak halte Transjakarta dan stasiun MRT saling terintegrasi.
Namun, untuk memudahkan rencana tersebut, Pemprov DKI perlu menambah armada bus. Saat ini, kata Anies, baru sekitar 23 persen wilayah di Jakarta yang terjangkau dengan Transjakarta, sedangkan Pemprov DKI menargetkan 90 persen. Dengan bertambahnya armada bus, maka akses masyarakat menuju stasiun MRT akan lebih mudah.
"Yang tidak kalah penting adalah mengintegrasikan juga dengan kereta api, nah ini yg masih dalam fase pembicaraan," ujar Anies.
Simak juga :
Anies Baswedan Minta PT Transjakarta Kaji Bahan Bakar Listrik
Beberapa proses integrasi antara MRT dan Transjakarta yang disebut Anies Baswedan sudah dapat terlihat di beberapa tempat. Misalnya di Halte Transjakarta Tosari yang posisinya digeser mendekati Bundaran Hotel Indonesia. Sehingga, posisi halte menjadi berdekatan dengan Stasiun MRT Bundaran HI. Selain itu di Stasiun MRT Sisingamaraja, Jakarta Selatan, nantinya akan dibangun semacam skybridge yang menghubungkan stasiun dengan halte Transjakarta Koridor 13 yang berada di jembatan layang.