TEMPO.CO, Jakarta - Lurah Pondok Labu Siti Fauziah Ghozali menargetkan angka tawuran remaja di wilayahnya akan turun bila gerakan magrib mengaji direalisasikan. Fauziah menaksir, kegiatan keagamaan tersebut dapat menurunkan angka konflik tawuran sampai 70 persen.
Baca juga: Kata Remaja DKI soal Program Subuh Berjemaah dan Magrib Mengaji
"Kami yakin, dari 10 tawuran, tahun ini menurun kira-kira jadi tiga tawuran," kata Fuaziah saat ditemui Tempo di Masjid An-Nimah Pondok Labu, Jakarta Selatan, Kamis petang, 10 Januari 2019.
Acara magrib mengaji pertama kali dicanangkan oleh Wali Kota Jakarta Selatan Marullah pada Agustus 2018. Marullah mengklaim, lurah-lurah di wilayahnya sudah bergerak secara swadaya menggencarkan kegiatan ini.
Magrib mengaji lantas menjadi program tahunan Pemerintah DKI Jakarta dalam pos anggaran pendapatan belanja daerah 2019. Tiap-tiap kota menganggarkannya melalui pos pembinaan mental dan spiritual. Sementara itu, anggaran tersebut telah dilimpahkan ke tiap-tiap kelurahan.
Fauziah mengatakan, anggaran yang digelontorkan untuk kegiatan ini Rp 550 ribu per pertemuan. Tiap bulan, kelurahan menggelar empat kali magrib mengaji. Adapun kegiatan ini digelar sebanyak 11 bulan.
Itu artinya, kelurahan melaksanakan 44 kali magrib mengaji dalam setahun. Kegiatan ini lantas bakal digelar di 44 masjid berbeda. Fauziah beralasan, hal ini penting dilakukan agar remaja masjid di seluruh Kelurahan Pondok Labu terjamah.
Sebelum digiatkan pertama kali pada malam ini, magrib mengaji ia klaim telah memperoleh simpati para warga, khususnya orang tua. Para orang tua yang memiliki anak remaja bertular pandang tentang pentingnya kegiatan ini.
Fauziah mengatakan, hal itu ia dengar langsung saat sosialisasi ke RT dan RW. "Saya dicurhati para orang tua, kegiatan ini enggak bikin khawatir karena anak jadi malas nongkrong setelah mengaji," ujar Fauziah. Alasan itulah yang lantas akan menekan angka kenakalan remaja.
Baca juga: Alasan Anies Baswedan Target Remaja DKI Program Magrib Mengaji
Menurut pantauan Tempo, magrib mengaji di Pondok Labu cukup mengundang antusiasme publik. Seratusan remaja berikut anak-anak dan orang tua turut hadir dalam kegiatan. Magrib mengaji digelar selama lebih-lurang 90 menit. Peserta mengawali kegiatan dengan salat magrib.
Selanjutnya diisi kajian keagamaan. Lantas, ditutup dengan salat isa. Selepas salat, para remaja mendapat makanan ringan dari petugas masjid. Seusai pengajian itu, para peserta magrib mengaji tampak dijemput oleh orang tua.