TEMPO.CO, Tangerang - PT Hero Supermarket Tbk telah menutup 26 toko yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera. Kebijakan ini diambil perusahaan sebagai bentuk efisiensi karena angka penjualan terus menurun sepanjang 2018.
Baca: Hero Supermarket Tutup 26 Toko, Ratusan Karyawan Nganggur
General Manager Corporate Affairs PT Hero Supermarket Tbk Tony Mampuk mengatakan, pada 2017 perusahaannya membukukan penjualan Rp 9,96 triliun. Namun pada kuartal ke-3 tahun 2018, total penjualan hanya Rp 9,84 triliun. Penurunan paling besar ada pada produk makanan. "Untuk non makanan tetap menunjukkan pertumbuhan yang cukup kuat,” katanya, Jumat, 11 Januari 2019.
Untuk menjaga laju bisnis, kata Tony, manajemen harus melakukan efisiensi dengan menutup toko-toko yang dinilai kurang potensial. Imbas dari keputusan itu, sebanyak 532 karyawan terpaksa diberhentikan. "Kami sudah memberikan sosialisasi dan mencoba menjelaskan ihwal kebijakan itu,” katanya.
Dari hasil sosialisasi tersebut, kata Tony, sebanyak 92 persen karyawan menerima keputusan perusahaan. Sedangkan sisanya menolak dengan menggelar unjuk rasa.
Hingga 30 September 2018, perseroan mengoperasikan 448 toko, terdiri dari 59 Giant Ekstra, 96 Giant Ekspres, 31 Hero Supermarket, 3 Giant Mart, 258 Guardian Health dan Beauty, dan satu toko IKEA.
Baca berita sebelumnya: Karyawan Hero Alami PHK, Seribuan Buruh Demo
Menurut Tony, saat ini ada lebih dari 13 ribu karyawan yang bekerja di PT Hero Supermarket. Manajemen harus mengambil langkah strategis agar tidak banyak karyawan yang terdampak. "Ritel sendiri benar-benar dalam tekanan hari ini,” katanya. “Kami tidak hanya berhadapan sesama kompetitor ritel, tetapi juga mulai ada online, dan lain sebagainya."