TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pengawas Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan guru dan dosen rawan dibidik menjadi corong politik. Sebab, kata dia, guru memiliki massa atau pendengar yang banyak.
“Guru dan dosen itu sebetulnya punya massa murid dan mahasiswa. Suaranya didengar oleh mereka,” kata Retno saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 12 Januari 2019.
Baca: FSGI Tak Beri Bantuan Hukum untuk Guru Penyebar Hoaks Surat Suara
Karena itu, kata Retno, FSGI mengimbau guru untuk hati-hati bersikap selama tahun politik. Menurut dia, guru dilarang menyampaikan pandangan politiknya di dalam kelas.
Meski guru memiliki sikap politik secara pribadi, Retno mengatakan secara etika tak boleh mempengaruhi muridnya sejalan dengan pemikirannya. Apalagi, kata dia, penyampaiannya dilakukan di lingkungan akademik.
Selain di ranah sekolah atau tempat belajar, Retno meminta guru harus bijak bersosial media. Mereka diimbau tidak menyebarkan hoaks atau kabar bohong soal apa pun, termasuk ihwal politik.
Baca: Guru SMP Jadi Tersangka Penyebar Hoaks Surat Suara Tercoblos
Pernyataan ini menanggapi penangkapan seorang guru asal Cilegon berinisial MIK, 38 tahun. MIK terciduk polisi karena menyebarkan hoaks soal 7 kontainer berisi surat suara tercoblos di Pelabuhan Tanjung Priok pada 2 Januari lalu. Kabar tersebut disebarkan MIK melalui akun Twitter-nya.
Isi cuitan MIK adalah "DI TANJUNG PRIOK ADA 7 KONTAINER BERISI 80JT SURAT SUARA YANG SUDAH DICOBLOS. HAYO PADI MERAPAT PASTI DARI TIONGKOK TUH,” tulis MIK. Dari pengakuannya, cuitan itu dimaksudkan untuk memberi tahu tim pasangan capres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga.
Retno berpandangan, dari kasus ini, guru mesti dibekali pengetahuan pula perihal Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Sebab undang-undang ini tergolong baru dan berpotensi dilanggar siapa pun, termasuk guru.
Ia mencatat, sebelumnya pernah terjadi kasus serupa yang dialami seorang guru asal Probolinggo, Jawa Timur. Seorang guru ditangkap lantaran mengunggah foto Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bersama sejumlah tokoh PDIP lainnya sedang makan. Dalam meja makan itu, terlihat bendera PKI menjadi taplak. Padahal, foto itu hoaks.