TEMPO.CO, Jakarta – Depo moda raya terpadu atau MRT tak akan dibangun di kawasan Taman BMW, Sunter, Jakarta Utara. Alasannya, tak ada lahan yang tersedia di lokasi.
"Kalau Taman BMW tidak kami masukkan lagi (opsi dibangun di Taman BMW) karena akan sepenuhnya dimanfaatkan sebagai kawasan stadion," kata Direktur Utama PT Mass Rapid Transit Jakarta William Sabandar saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 12 Januari 2019.
Baca: Rencana Depo MRT Diubah dari Kampung Bandan ke Stadion BMW
Pemerintah DKI Jakarta memang merencanakan pembangunan stadion untuk Persija di kawasan Taman BMW. Pembangunan stadion dilakukan sebagai pengganti stadion Lebak Bulus yang dipugar karena menjadi depo MRT. Pembangunan stadion akan dikerjakan oleh PT Jakarta Propertindo.
PT Jakpro pun sebelumnya telah menyatakan bahwa pembangunan depo MRT di Taman BMW tak bisa dilakukan. "Saya sudah jelaskan bahwa tidak mungkin depo dibangun di sana karena depo itu objek vital nasional, tidak mungkin dicampur dengan pusat keramaian," kata Direktur Jakpro Dwi Wahyu Daryoto pada Kamis, 10 Januari lalu.
Baca: Jakpro Sebut Depo MRT Batal Dibangun di Taman BMW
Selain itu, Dwi menyebut lahan yang ada di sana tak cukup untuk dibangun stadion sekaligus depo MRT. Taman BMW memiliki luas lahan 25 hektare, sedangkan depo MRT setidaknya membutuhkan lahan 12 hektare. "Kalau 12 itu diambil buat depo, berarti tinggal 13 hektar, cukup enggak untuk stadion dan kawasan lainnya? Kan enggak cukup," kata Dwi.
Rencana pembangunan depo MRT di Taman BMW muncul usai rapat terbatas yang dipimpin Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 9 Oktober 2018. Opsi itu muncul karena lahan di Kampung Bandan, yang direncanakan untuk depo MRT fase II Bundaran HI-Kota, masih bersengketa. Selain itu, pemindahan depo ditujukan untuk mengembangkan stadion BMW yang akan dibangun di sana.