TEMPO.CO, Jakarta - Tiga perusahaan transportasi daerah PT MRT Jakarta, PT LRT Jakarta, dan PT Transjakarta akan membahas pembentukan perusahaan bersama untuk sistem integrasi pembayaran antarmoda. Tiga perusahaan itu perlu menentukan kartu yang dapat digunakan untuk integrasi ketiganya.
Baca juga:
DKI Akan Terbitkan Satu Kartu untuk Transjakarta, MRT, LRT Jakarta
"Kalau kartu Jak Lingko baru didesain untuk integrasi antara angkot dengan Transjakarta saja, integrasi antarmoda angkot, LRT, MRT, Transjakarta itu perlu desain kartu yang lebih kompleks," kata Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta, Muhamad Kamaluddin, di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Ahad pagi, 13 Januari 2019.
Kamaludin menjelaskan tiga moda transportasi itu memiliki sistem pembayaran yang berbeda-beda. Misalnya bus Transjakarta yang mematok tarif Rp 3.500 untuk satu kali perjalanan, berbeda dengan sistem MRT dan LRT yang tarifnya ditentukan berdasarkan jarak tempuh.
Sehingga, kata dia, perlu ada kartu yang dapat mengakomodasi tiga moda transportasi tersebut. "Tentunya nanti untuk membuat tarif yang terintegrasi perlu kartu yang baru," kata Kamaludin.
Baca:
Maret Beroperasi, MRT Jakarta Sudah Siap 98 Persen
Sedangkan untuk uang elektronik yang diterbitkan bank, Kamaluddin mengatakan akan berfungsi untuk open loop. Kartu tersebut, kata dia, tetap dapat digunakan untuk mengakses semua moda transportasi.
MRT Jakarta 1 (dok MRT)
Saat ini, MRT telah mencetak 954 ribu kartu khusus untuk calon penumpangnya. Jika ke depannya LRT juga mencetak kartu serupa, maka masyarakat perlu menggunakan tiga kartu yang berbeda untuk menikmati tiga moda transportasi, atau membeli satu kartu baru lagi untuk mengakses ketiganya.
Baca:
Ini Tiga Nama dan Lokasi Stasiun MRT Jakarta Hasil Lelang
Kamaluddin berharap, pembahasan joint venture antara LRT, MRT, dan Transjakarta itu akan memutuskan satu kartu dari tiga perusahaan itu untuk integrasi antarmoda. Sehingga, ke depannya tak perlu ada kartu baru lagi untuk masyarakat menikmati tiga moda transportasi tersebut.