TEMPO.CO, Jakarta - Tanggul jebol di Kali Pulo di RT 04, RW 06, Kelurahan Jatipadang, Jakarta Selatan, pada Minggu malam disebut memicu banjir terparah. Kejadian tanggul jebol itu memang bukan yang pertama terjadi.
Baca:
Tanggul Jebol di Kali Pulo, Banjir Lagi di Jatipadang
"Banjir ini yang terparah selama 13 tahun saya tinggal di sini," kata Kartini, 48, saat ditemui Tempo sedang membersihkan lumpur di rumahnya sisa banjir itu pada Senin dinihari, 14 Januari 2019. Banjir membuat seluruh bagian rumahnya terendam air hingga lebih dari setengah meter.
Kali Pulo yang menyempit karena terdesak bangunan rumah penduduk. TEMPO/Imam Hamdi
Tempo mencatat, peristiwa tanggul jebol Ahad itu adalah yang pertama diketahui terjadi sepanjang musim hujan 2018/2019. Setahun lalu tanggul jebol menyebabkan banjir terjadi hingga setidaknya enam kali. Lokasinya tersebar antara RT 2, 3, 4, dan 14.
Banyak bagian di kali itu kini hanya selebar 3–4 meter, bahkan ada yang tak sampai 2 meter. Penyempitan dan penutupan kali oleh pembangunan rumah-rumah diduga sebagai penyebab kali sering meluap hingga akhirnya menjebol tanggul berulang kali.
Baca:
Tanggul Kali Pulo Jebol, Anies Pernah Perintahkan Ini
Karena bolak-balik banjir, kawasan itu pun telah dikenal sebagai Kampung Aer. Menurut warga setempat, banjir menjadi kerap datang sejak 2011. Dan tanggul jebol Ahad malam terjadi di lokasi tanggul darurat yang hanya ditinggikan pada akhir tahun lalu.
Tanggul Kali Pulo di RT14 RW6 Jatipadang jebol setelah hujan satu jam pada Rabu, 20 Desember 2017. Dokumentasi Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan.
Kini, bibir kali sempit di tengah permukiman itu menjadi fokus banjir Jakarta seiring dengan normalisasi Ciliwung di Kampung Melayu, Bukit Duri, atau tempat lainnya. Berbeda dengan di lokasi-lokasi itu, tanggul jebol di Kali Pulo belum seluruhnya diganti beton dan mengalami normalisasi.