TEMPO.CO, Bekasi - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan kapasitas Tempat Pembuangan Sampah Terpadu atau TPST Bantargebang telah memuat sekitar 39 juta ton sampah.
"Saat ini sudah berisi 39 juta ton, sehingga hanya bersisa 10 juta ton lagi yang diprediksi di 2021 sudah akan penuh," kata Isnawa di Bantar Gebang, Bekasi, Selasa, 15 Januari 2019. TPST tersebut diketahui memiliki kapasitas 49 juta ton.
Baca: Ini Kritik Keras DPRD Soal Penanganan Sampah di Era Anies Merosot
Karena itu, Isnawa mengatakan DKI telah menetapkan kegiatan strategis daerah untuk mengatasi persoalan sampah. Diantaranya dengan pembangunan fasilitas pengolahan sampah di dalam kota atau Intermediate Treatment Facility (ITF) demi mengurangi sampah di sumber dan optimalisasi TPST Bantargebang.
Untuk optimalisasi TPST Bantargebang, Isnawa mengatakan Dinas Lingkungan Hidup mempunyai target dan harapan ingin menjadikan TPST tersebut sebagai TPST ramah lingkungan dan ramah sosial. "Berbagai kegiatan yang sudah kami lakukan, yang pertama adalah kami memelihara kondisi 'landfill' kami dengan melakukan penutupan dan menggunakan geo membrane dan tanah merah," ujarnya.
Baca: Anies: Truk DKI dari Bantargebang Dicuci Sebelum Balik ke Jakarta
Selain itu, pihaknya melakukan pemeliharaan terhadap jalan operasional yang ada di kawasan TPST Bantargebang serta melakukan upaya memelihara instalasi pengolahan air sampah (IPAS). "Kami juga melakukan penghijauan dan mengoperasikan pusat daur pulang kompos serta berbagai kegiatan lainnya," kata Isnawa.
Setiap harinya, ibu kota mengirimkan sebanyak 7.400 ton sampah ke TPST Bantargebang. Jakarta telah membuang sampah ke sana sejak 1989. Artinya sampai saat ini, TPST Bantargebang telah beroperasi selama 30 tahun.