TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan korsleting listrik menjadi hal yang paling sering menyebabkan kebakaran di Jakarta. Ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk memperhatikan aliran listrik di setiap rumah.
"Saya mengimbau kepada masyarakat, perhatikan jalur-jalur listrik jangan sampai ada beban yang mengakibatkan panas dan mengakibatkan pada api," kata Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin, 21 Januari 2019.
Baca: Kebakaran Permukiman Padat di Tomang, 160 Rumah Hangus Terbakar
Anies mengaku hampir setiap hari ia menerima laporan kebakaran. Di setiap laporan itu, ia menyebut penyebab utama kebakaran adalah listrik. "Saya ini laporannya rutin, hampir tiap hari sebetulnya ada kejadian (kebakaran)," kata dia.
Pernyataan Anies tersebut untuk menanggapi kebakaran permukiman padat di Jalan Tomang Utama Raya RT 02 RW 15 Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Senin dinihari tadi. Meski kebakaran itu bukan dikarenakan oleh listrik, Anies mengingatkan warga untuk mewaspadai kebakaran yang bisa diakibatkan oleh korsleting listrik.
Baca: Ini Penyebab Tertinggi Kebakaran di Jakarta Selama 2017
Pada 2017, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta mencatat korsleting listrik menempati urutan teratas sebagai penyebab kebakaran di Jakarta. Tercatat ada 1.471 kasus kebakaran di DKI Jakarta yang mengakibatkan kerugian hingga Rp 475 miliar di tahun itu. Sebanyak 924 kasus diantaranya disebabkan korsleting listrik.
Salah satu alasannya karena kurangnya pehamaman masyarakat soal listrik. Mayoritas kebakaran akibat korsleting listrik terjadi karena masyarakat masih suka menggunakan satu terminal listrik untuk berbagai macam alat elektronik, kabel yang menumpuk, dan alat kelistrikan yang tidak sesuai dengan standar.
