TEMPO.CO, Jakarta - Warga Muara Baru Ujung, Jakarta Utara, membantah merusak tanggul laut. Tanggul laut retak diaku telah lama terjadi, bukan karena dipicu kebutuhan masyarakat setempat seperti yang pernah dituturkan Gubernur Anies Baswedan.
Baca berita sebelumnya:
Tanggul Laut Bocor, Anies Sebut Karena Ada Kebutuhan Warga
"Bukan karena ada yang merusak. Itu retak alami," kata Simang, 54, RT 20 RW 17 Kelurahan dan Kecamatan Penjaringan, saat ditemui, Senin 21 Januari 2019.
Menurut Simang, tanggul retak dan bocor terjadi karena konstruksi tanggul yang tidak kuat. Bahkan, dia menyatakan, warga setempat sudah beberapa kali berinisiatif menambal sendiri keretakan tanggul di Muara Baru.
Ia mengungkap kekhawatiran jika tidak ditambal retak bakal semakin besar dan menyebabkan tanggul jebol. Ancaman akan semakin besar saat ini ketika fenomena supermoon (jarak terdekat bulan dan bumi) bertepatan dengan gerhana yang bisa memicu pasang laut maksimal.
Siswa melintas dekat tanggul laut Muara Bambu Gedung Pompa Pintu Air di RT 20 RW 17 Kelurahan/Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, 21 Januari 2019. Sejumlah retakan terlihat di tanggul itu. Tempo/Imam Hamdi
Baca:
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Pasang Laut Maksimum
"Jadi, tidak mungkin ada warga sini yang berani membocorkannya, dan kalau ketahuan bisa habis digebuki," ujar pria asal Makasar yang telah tinggal di Muara Baru sejak tahun 1992 itu.
Simang menjelaskan tanggul tersebut berfungsi untuk menahan air laut masuk ke permukiman. Jika bocor, air laut masuk. Untuk mencegah itu terjadi saat pasang, tanggul tersebut telah ditambah ketinggiannya pada Desember 2018.
Baca:
Supermoon Malam Ini, Warga Muara Baru Tak Cemas Pasang Laut