TEMPO.CO, Bogor - Memasuki cuaca ekstrim di ujung musim hujan dan masa transisi, sebanyak 112 pohon ber-KTP merah di Kota Bogor akan ditebang oleh Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim ) Kota Bogor.
Baca juga: Awal Musim Hujan Ini, 378 Pohon Tumbang dan Patah di Jakarta
Kepala Bidang Pertamanan Disperumkim Kota Bogor Agus Gunawan mengatakan pohon yang akan ditebang adalah pohon yang sudah terdata dan terdaftar memiliki Kartu Tanda Pohon (KTP) dinyatakan sakit. “Masuk dalam kategori keropos,” kata Agus, 21 Januari 2019.
Menurut Agus, dari 516 pohon yang sudah teridentifikasi kesehatanya, ada sekitar 112 pohon sudah dinyatakan sakit. "Berdasarkan pendataan ada 112 pohon di Kota Bogor sudah ber-KTP merah atau masuk dalam kategori keropos dan dinyatakan rawan tumbang," kata Agus.
Menurut dia, agar pohon-pohon itu tidak membahayakan masyarakat, terutama pengguna jalan saat hujan lebatdisertai angin melanda wilayah Bogor, ratusan pohon yang ber-KTP merah ini akan ditebang oleh petugas pertamanan.
"Karena cuaca di Bogor saat ini sudah masuk dalam kategori ekstrim maka petugas kami secara bertahap akan menebang pohon-pohon yang berlebel merah," kata dia.
Agus mengatakan tim pertamanan Kota Bogor memasuki musim hujan seperti saat ini terus berupaya melakukan pencegahan dengan mengidentifikasi pohon di Kota Bogor terutama pohon yang dalam kondisi sakit atau keropos yang tersebar di sejumlah Kota Bogor untuk dilakukan penebangan.
"Sebagian besar pohon rawan tumbang akibat keropos yang ada di jalan protokol menjadi prioritas untuk ditebang," kata dia. “Untuk pohon-pohon yang sudah rawan roboh karena tingkat keroposnya di atas 50 persen, kita lakukan penebangan agar tidak membahayakan pengguna jalan," ujar Agus.
Baca juga: Pohon Tumbang di Depan Mal Kota Kasablanka
Agus mengatakan, bagian pertamanan Kota Bogor sampai saat ini masih bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitabng) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mendata dan melakukan pengecekan pohon di Kota Bogor, termasuk pohon ber-KTP. "Ada punya tim yang di dalamya adalah petugas pertamanan dan ahli dari Litbang KLHK yang mengidentifikasi dan memberi KTP pohon," ucap Agus.