TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksikan kelembapan udara di lima kota Jakarta akan tinggi dalam tiga bulan ke depan. Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti mengatakan, tingginya kelembapan udara berpotensi mendukung pertumbuhan nyamuk Aedes Aegepty yang berakibat pada penyakit demam berdarah dengue.
Baca juga: Anies Bilang Tanggul Laut Dirusak, Warga Sebut Hoax
"Yang kemudian berakibat pada meningkatnya penduduk yang terjangkit DBD (demam berdarah dengue)," kata Widyastuti dalam keterangan tertulisnya, Senin, 21 Januari 2019.
Widyastuti memaparkan, wilayah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur masuk dalam tingkat waspada demam berdarah di bulan ini. Hal itu mempertimbangkan prediksi kelembapan udara yang tinggi di tiga wilayah itu dengan angka mencapai 76 persen.
Sementara itu pada Februari 2019, kemungkinan tingkat insidensi demam berdarah di tiga wilayah ini masih waspada. Angka insidensinya antara 4,1 hingga 5,2 dengan perkiraan kelembapan udara mencapai 80 persen.
Menurut Widyastuti , prediksi tingginya udara lembap pada Maret 2019 ada di lima wilayah Ibu Kota alias seluruh Jakarta. "Prediksi angka insidensi DBD bulan Maret di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur dalam kategori waspada," ujar dia.
Baca juga: Tanggul Laut Retak, Warga Muara Baru Minta Anies Segera Perbaiki
Prediksi kelembapan udara Jakarta dan korelasinya dengan tingkat demam berdarah diteliti atas kerja sama beberapa instansi. Tujuannya untuk mengembangkan model peringatan dini penyebaran penyakit demam berdarah berbasis iklim. Penelitian dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersama Dinas Kesehatan DKI dan Institut Teknologi Bandung (ITB).