TEMPO.CO, Bekasi -Dinas Kesehatan Kota Bekasi memetakan tiga kecamatan di wilayahnya rawan sebaran atau wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD). Data itu mengacu pada kasus penderita demam berdarah sepanjang tahun 2018 yang mencapai 626 jiwa.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezi Syukrawati menyebutkan, ketiga wilayah tersebut antara lain Kecamatan Bekasi Utara dengan total kasus 129 satu meninggal dunia, Bekasi Barat 107, dan Bekasi Timur sebanyak 69 kasus.
Baca : Anies Instruksikan Semua Sekolah Antisipasi Demam Berdarah
"Tahun 2019 belum direkapitulasi, karena bulan Januari masih berjalan," kata Dezi, Jumat, 25 Januari 2019. Adapun di periode yang sama selama empat tahun terakhir, kasus demam berdarah cenderung naik turun. Januari 2015 jumlah kasus mencapai 50, tahun 2016 mencapai 196, lalu 2017 sebanyak 89, dan tahun 2018 mencapai 49 kasus.
Pasien demam berdarah dengue (DBD) dirawat di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi, Kamis, 24 Januari 2019. Tempo/Adi Warsono
Sedangkan data di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi terjadi lonjakan yang signifikan pasien penderita demam berdarah yang dirawat di rumah sakit itu memasuki tahun 2019.
Bahkan, lonjakan di bulan Januari ini mencapai 700 persen dibandingkan pada bulan Desember lalu.
Berdasarkan catatan rumah sakit, pada Bulan November 2018 jumlah pasien penderita demam berdarah yang dirawat di RSUD hanya dua orang, sedangkan di bulan Desember meningkat menjadi 12 orang, lalu masuk pada bulan Januari mencapai 88 orang.
Dezi menjelaskan, tiga daerah itu dinyatakan paling rawan karena kepadatan penduduk yang tinggi. Seperti di Bekasi Utara, ucap dia, mulai banyak muncul kawasan permukiman baru.
Simak juga :
Siasat RSUD Bekasi Antisipasi Lonjakan Pasien Demam Berdarah
"Ada pergeseran nyamuk dari rawa ke daerah permukiman, bisa jadi penyebab lain karena tidak baik dalam pengelolaan lingkungannya," ujar Dezi.
Instansinya, kata dia, tengah fokus menekan angka kasus demam berdarah. Upaya itu dilakukan dengan menginstruksikan kepada pengurus rukun tetangga dan warga melakukan permbersihan sarang nyamuk (PSN) di rumah masing-masinh setiap hari Sabtu. "Kita juga intens melakukan pelatihan dan budidaya tanaman pengusir nyamuk," ujar dia.