TEMPO.CO, Jakarta - Setiap keluarga di DKI Jakarta diimbau agar memiliki kader jumantik untuk mengantisipasi sarang nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah dengue (DBD).
Baca: 613 Kasus Demam Berdarah, DKI Jakarta Ditetapkan Waspada DBD
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan dengan adanya kader jumatik di keluarga, lingkungan rumah di Ibu Kota diharapkan bersih dan bebas sarang nyamuk DBD.
"Kita ajak setiap rumah punya kader jumantik dirinya sendiri," kata Widyastuti di kantornya, Jakarta Pusat, Senin, 28 Januari 2019.
Tak cuma itu, dia mengingatkan agar anggota keluarga waspada terhadap demam yang muncul mendadak. Pertolongan pertama dengan minum air putih dan obat.
Menurut Widyastuti, saat ini telah terjadi pergeseran usia korban DBD. Dalam tiga tahun terakhir penderita demam berdarah adalah anak usia 7-12 tahun. Pada tahun ini, DBD lebih banyak menyerang anak usia sekitar 14-15 tahun.
"Artinya usia SD sampai SMP menjadi populasi berisiko yang terjangkit karena di rentang usia itu yang dominan," ucap dia.
Baca: DBD Telah Menyebar di 15 Kecamatan di Kabupaten Bogor
Pemerintah DKI menetapkan Jakarta waspada DBD. Hingga 27 Januari 2019, jumlah kasus DBD sebanyak 613. Dalam empat hari, jumlah penderita demam berdarah meningkat hingga 243 kasus dari 370 kasus per 23 Januari 2019.