"Satu gerbongnya bisa menampung hingga 200 orang," kata Operation and Maintenance Director PT MRT Jakarta, Muhammad Effendi,
Saat Ratangga melaju, sensasi tarikan kereta mirip seperti saat menaiki Commuter Line. Namun saat kondisi kereta telah melaju, Tempo tak merasakan guncangan yang diakibatkan sambungan rel seperti halnya di Commuter Line.
Baca: Dirut MRT Pastikan Ratangga Dibuka Komersil Akhir Maret
Perjalanan tersebut terasa mulus dan kereta seperti berselancar di atas rel yang rata. Setelah melalui Stasiun Senayan, Ratangga menambah laju kecepatannya. Hal ini karena kereta mulai menanjak dan meninggalkan terowongan bawah tanah menuju jembatan layang.
Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin, yang ikut dalam uji coba itu menjelaskan kereta melaju dari kecepatan 30 kilometer per jam menjadi 100 kilometer per jam. Dengan kecepatan itu, kereta hanya memerlukan waktu sekitar lima menit untuk sampai di setiap stasiun yang masing-masing berjarak satu kilometer.
Di setiap stasiunnya, Ratangga hanya berhenti sekitar 2-3 menit. Kamaluddin mengatakan, saat kereta berhenti terlalu lama di satu stasiun, maka selanjutnya kereta akan menambah kecepatan agar tiba tepat waktu di stasiun berikutnya. "Itu namanya degradation mode, agar jadwalnya terkejar," kata dia.
Suasana di dalam kereta MRT Jakarta rute Bundaran HI ke Depo Lebak Bulus di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Senin, 10 Desember 2018. MRT ini memiliki 6 gerbong serta mampu menampung sebanyak 1800 orang, akan mulai beroperasi pada pertengahan Maret 2019. Terdapat dua stasiun utama, yaitu di Bundaran HI dan Lebak Bulus. TEMPO/Muhammad Hidayat
Tepat pukul 14.33, Ratangga memasuki Stasiun Lebak Bulus yang sekaligus menjadi stasiun paling ujung selatan MRT. Dari uji coba tersebut terlihat bahwa masa tempuh kereta dari Bundaran HI - Lebak Bulus tepat 30 menit.
William mengatakan pihaknya akan terus melakukan uji coba ketepatan waktu tersebut. Sehingga saat beroperasi nanti, jadwal kereta tak akan melenceng.
Baca:
MRT Jakarta Beroperasi Maret 2019, Simak Dia Jenis Tiketnya
Saat ini, pengerjaan proyek MRT Jakarta Fase I sudah mencapai 98,5 persen. Rinciannya, proyek pengerjaan jalur melayang telah mencapai 98,43 persen dan untuk bawah tanah mencapai 98,74 persen.
Direktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim menjelaskan pengerjaan bagian dalam stasiun sudah hampir selesai 100 persen dan tengah melakukan perapihan arsitektur. Diantaranya mengerjakan pintu masuk dan keluar Stasiun MRT. Di beberapa stasiun, kata Silvia, struktur kanopi sudah terpasang dan pagar proyek telah terbuka. "Seluruh pengerjaan akan selesai kira-kira Februari," ujarnya.