TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro menilai dua pilihan tarif perjalanan transportasi Mass Rapid Transit ( MRT ) Jakarta fase I yang ada saat ini sudah layak. Dua opsi yang ditawarkan oleh PT MRT itu adalah Rp 8.500 dan Rp 10 ribu per 10 kilometer.
Baca: Ada Degradation Mode di Kereta MRT Jakarta, Apa Itu?
"Menurut saya tarifnya feasible, mengingat daya beli penduduk Jakarta," kata Bambang seusai mengikuti parallel trial run MRT Jakarta, Jumat, 1 Februari 2019.
Bambang menambahkan, kelayakan itu juga melihat nilai rata-rata pendapatan per kapita di Jakarta yang tinggi dibandingkan kota lain di Indonesia. "Mudah-mudahan bisa membuat orang berpaling dari kendaraan pribadi," katanya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan harga tiket MRT Jakarta masih belum ditentukan. Namun ia menyebut pembahasannya sudah hampir selesai. "Sudah sampai hampir akhir pembahasannya. Insya Allah (Februari sudah diumumkan)," kata Anies di Kantor Wakil Presiden, Jumat, 25 Januari 2019.
Moda transportasi MRT Jakarta hampir siap beroperasi. Hingga 31 Desember 2018, pembangunan fase 1 MRT Jakarta telah mencapai 98,10 persen. Rinciannya, jalur layang telah rampung sebesar 97,80 persen dan jalur bawah tanah rampung sebesar 98,41 persen.
MRT fase 1, yakni rute Lebak Bulus hingga Bundaran HI direncanakan akan mulai beroperasi pada Maret 2019. Dengan kereta MRT, perjalanan dari bagian selatan hingga pusat Jakarta itu akan mampu ditempuh kurang dari 30 menit.
Baca berita sebelumnya:
Menjajal Ratangga, Begini Kecepatan dan Kenyamanan Kereta MRT Jakarta
PT MRT Jakarta telah mencetak 954 ribu kartu tiket untuk calon pengguna kereta. Perusahaan menawarkan dua opsi tarif tiket untuk perjalanan rata-rata 10 kilometer. Opsinya ialah rata-rata tiket Rp 8.500 dan Rp 10 ribu per 10 kilometer. Pemerintah provinsi DKI Jakarta yang nantinya memutuskan tarif tiket MRT Jakarta.
VINDRY FLORENTIN