TEMPO.CO, Jakarta - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta masih terus menanjak sepanjang awal tahun ini. Hingga 31 Januari, jumlahnya mencapai 813 atau naik 200 daripada data empat hari sebelumnya.
Baca juga:
613 Kasus Demam Berdarah, DKI Jakarta Ditetapkan Waspada DBD
Angka 813 pasien itu juga melonjak jika dibandingkan dengan periode yang sama dua tahun belakangan. Pada Januari dua tahun lalu tercatat 665 kasus DBD. Satu tahun kemudian, di bulan yang sama, jumlahnya 198 kasus saja.
"Tapi dari 1-31 Januari 2019 ini sudah sebanyak 813 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti, Jumat malam 1 Februari 2019.
Kasus terbanyak pada tahun ini masih ditemukan di Jakarta Selatan sejumlah 277. Selanjutnya, 226 kasus di Jakarta Timur, 220 kasus di Jakarta Barat, 51 kasus di Jakarta Utara, dan 39 kasus di Jakarta Pusat. Sedang di Kepulauan Seribu tak ditemukan kasus DBD.
Untuk tingkat kecamatan, Dinas Kesehatan mencatat Kalideres menjadi yang tertinggi dengan 104 kasus. Menyusul kemudian Cengkareng dengan jumlah 60 kasus dan Jagakarsa 51 kasus. Dua kecamatan lain melengkapi urutan lima teratas, yakni Cipayung 41 kasus dan Kebayoran Baru 39 kasus.
Baca juga:
Kasus DBD Terbanyak di Depok, Kematiannya di Bogor
Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI merilis penelitian ihwal korelasi tingkat kelembapan udara di Jakarta dengan potensi DBD. Penelitian menyimpulkan, kelembapan udara di lima kota Jakarta akan tinggi dalam tiga bulan ke depan terutama di wilayah Jakarta Barat, Selatan, dan Jakarta Timur.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menganggap demam berdarah atau DBD sebagai kasus kesehatan yang harus diperhatikan. Dia tengah menyusun instruksi gubernur soal DBD.