TEMPO.CO, Jakarta - Jalan Jatibaru Raya di bawah jembatan penyeberangan multiguna alias skybridge Tanah Abang, Jakarta Pusat, tidak steril. Pejalan kaki yang melintas kerap membuat jalan yang dioperasionalkan sejak 7 Desember 2018 itu menjadi tersendat.
Baca juga: PD Pasar Jaya: 76 PKL Tanah Abang Daftar Pindah ke Blok F
Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengatakan Pemerintah DKI akan mensterilkan Jalan Jatibaru Raya di bawah skybridge dari pejalan kaki. Ia menyatakan, pemda sedang memasang mesin tapping kartu Jak Lingko di halte baru Transjakarta Tanah Abang.
Dengan begitu, warga tak bisa turun ke Jalan Jatibaru Raya. Pintu masuk skybridge melalui halte Transjakarta didesain terintegrasi sehingga pengguna kereta langsung melanjutkan perjalanannya dari kereta ke bus Transjakarta.
"Dia langsung naik transjakarta. Jadi tidak jalan," kata Irwandi saat dihubungi, Senin, 4 Februari 2019. "Jadi orang tidak bisa, kecuali yang mau naik Transjakarta Jak Lingko bisa turun di situ," kata dia.
Menurut Irwandi, petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan keamanan dari Dinas Perhubungan DKI akan berjaga di sepanjang jalan di bawah skybridge. Ini untuk mencegah pejalan kaki yang masih nekat melintas.
Kebijakan ini, ujar dia, mulai berlaku 7 Februari 2019. Menurut dia, pemda tak ingin jalan di bawah skybridge sesak. Warga yang mau menggunakan transportasi lain seperti angkutan umum (angkot) atau ojek online dapat keluar melalui pintu bangunan baru Stasiun Tanah Abang yang mengarah Jalan Jatibaru Bengkel.
Baca juga: Bentrokan Pedagang Tanah Abang vs Satpol PP, 3 Orang Ditangkap
Di halte Transjakarta sekitar Jalan Jatibaru, Tanah Abang, tersedia beberapa rute bus. Antara lain Tawakal-Tanah Abang (JAK7), Tanah Abang-Kota (JAK10) , Tanah Abang-Kebayoran Lama (JAK11), Tanah Abang-Pos Pengumben-Kebayoran Lama (JAK12), dan Tanah Abang-Meruya (JAK14).
Selanjutnya ada Tanah Abang-Gondangdia (1H), Tanah Abang-Blok M (1N), Stasiun Tanah Abang-Stasiun Senen (1R), Kampung Melayu-Tanah Abang (5F) Tanah Abang-Kebayoran Lama (8C), Tanah Abang-Batusari (8K), Pasar Minggu-Tanah Abang (9D), dan History of Jakarta Explorer (12E).