TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan hingga Selasa, 4 Februari 2019, jumlah penderita demam berdarah dengue atau DBD di Jakarta telah mencapai 878 orang. Jumlah penderita terbanyak berada di Jakarta Selatan.
"Sekarang secara jumlah terbanyak di Jakarta Selatan 297 kasus, di Jakarta Timur 248 kasus, di Barat 233 kasus, di Jakarta Utara 57 kasus, di Pusat 43 kasus, dan Pulau Seribu tak ditemukan kasus," ujar Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin, 4 Februari 2019.
Baca: DBD di Kabupaten Tangerang, 7 Wilayah Ini Endemis Demam Berdarah
Anies menjelaskan saat ini kasus DBD kebanyakan terjadi di tempat-tempat yang dekat dengan ladang, kebun, dan perumahan yang ada lahan terbuka. Menurut dia, kriteria tempat tersebut banyak ditemukan di kawasan selatan Jakarta.
Oleh sebab itu, Anies mengatakan pihaknya menggenjot keberadaan Jumantik atau juru pemantau jentik di setiap kawasan untuk memastikan tak adanya genangan air, tempat berkembang biaknya nyamuk. Ia juga mengimbau kepada masyarakat yang merasa terserang DBD untuk segera memeriksakan dirinya ke puskesmas terdekat.
Baca: Sarang Nyamuk DBD yang Sering Lupa Diberantas
"Jangan menunggu sampai parah, datangi langsung ke Puskesmas kemudian periksa. Apabila harus dirawat, maka kami akan siap untuk merawat," ujar Anies.
Memasuki puncak musim penghujan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi akan ada peningkatan kasus DBD. Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti mengatakan dalam tiga bulan ke depan kasus DBD akan meningkat signifikan. Perkiraan itu didasarkan pada intensitas kelembapan udara yang cukup tinggi di lima wilayah di Jakarta. Dari pemetaan yang dilakukan pihaknya, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur menjadi wilayah yang paling rentan.