TEMPO.CO, Bogor - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meresmikan Satuan Tugas Sungai Ciliwung yang bertugas mencari pelaku pembuang sampah di sungai tersebut.
"Melalui Satgas ini diharapkan dapat memberikan shock therapy bagi warga yang melanggar. Tidak ada alasan lagi bagi warga tidak taat pada Perda, karena sudah melakukan sosialisasi kepada warga," kata Bima usai peresmian Satgas Ciliwung di tepi Sungai Ciliwung bawah Jembatan Otista, Senin, 4 Februari 2019.
Baca: Alasan Wali Kota Bogor Bima Arya Gelar Briefing di Tepi Ciliwung
Satgas Sungai Ciliwung merupakan gabungan dari unsur TNI, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Lingkungan Hidup dan Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) yang berjumlah 39 personel. Mereka akan menindak para pembuang sampah di sungai.
Ketua KPC Kota Bogor Een Irawan menuturkan tim ini dibagi menjadi enam tim. "Masing-masing tim terdiri dari 7 personil dan 1 tim bertanggung jawab di dua wilayah," ujarnya.
Een mengatakan tugas tim Satgas Ciliwung selama enam bulan ke depan melakukan sosialisasi program naturalisasi Sungai Ciliwung, menyiapkan langkah-langkah yang akan dijalankan dan melakukan pemberdayaan warga melalui forum-forum diskusi dalam mencari solusi bersama di setiap titik yang ada.
Baca: Cerita Warga di Pinggir Sungai Ciliwung Saat Musim Hujan Tiba
Satgas juga bakal melakukan penyisiran secara terus menerus untuk memastikan penegakan hukum bagi warga yang melanggar, khususnya yang membuang sampah ke Sungai Ciliwung. Bagi pelanggar pembuang sampah yang ditangkap satgas akan ditindak secara hukum ringan.
Adapun program naturalisasi Sungai Ciliwung merupakan bagian dari 100 hari pemerintahan Wali Kota dan Wakil Kota Bogor periode 2019-2024.
Bima mengatakan program ini melibatkan semua pihak, khususnya perangkat daerah. Pada April 2019, ia menargetkan sudah ada hal-hal yang berubah di kawasan Sungai Ciliwung dan sekitar Juni atau Juli 2019 diharapkan sudah ada hasilnya. "Jadi tidak hanya kawasan yang lebih bersih tetapi ada fisik yang dibangun dan ditandai dengan suatu aktivitas dalam skala besar, bisa berupa rafting atau jalur tracking," kata Bima.